Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anomali cuaca El-Nino diprediksi akan menyebabkan kekeringan ekstrem sekaligus banjir di sebagian wilayah di Indonesia.
Koordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Serelia, Gandi Purnama menjelaskan akibat el nino ini sebanyak 20.255 hektare lahan padi mengalami kekeringan dan 14.000 lahan padi mengalami banjir.
"14.000 lahan yang banjir ada 1.800 ha terancam puso, kemudian 20.255 hektar lahan yang kekeringan yang terancam puso ada 469 ha," kata Gandi dalam FGD Antisipasi menghadapi kemarau dan bencana kekeringan tahun 2023, Senin (7/8).
Baca Juga: Harga Beras Melonjak, Inflasi Pangan Mengancam
Sehingga dapat disimpulkan secara total ada sebanyak 2.269 hektar tanaman padi yang terancam gagal panen pada tahun ini karena El-Nino.
Meski demikian, Gandi mengatakan bahwa Kementerian Pertanian telah menyiapkan sejumlah langkah dalam mengantisipasi dampak El-Nino ini.
Pertama, kejar tanam (Gertam) 1.000 hektar/kabupaten dan gerakan nasional (gernas) penanganan dampak el nino 500.000 hektar di 10 provinsi untuk meningkatkan perluasan areal tanam (PAT) dan provitas berdasar maping wilayah.
Kementan telah menyiapkan 6 wilayah utama sebagai pelaksanaan program gernas di antaranya adalah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi lainnya.
Kemudian terdapat 4 provinsi pendukung yaitu Lampung, Banten, Kalimantan Selatan dan NTB.
Baca Juga: Badan Pangan Nasional Pastikan Stok Pangan Cukup Hingga Akhir 2023
"Kita percepat tanam, kalau Agustus kita tanam harapannya Novermber sudah bisa panen dengan pengawalan super ketat antar lini dari daerah ke pusat," jelas Gandi.
Sebelumnya, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab menjelaskan bahwa posisi geografis Indonesia cukup unik dengan di apit oleh dua samudra. Sehingga saat musim El-Nino tiba ada wilayah yang akan terdampak kekeringan ekstrem dan satu wilayah lainya justru akan banjir.
Namun BMKG memprediksi El Nino yang akan terjadi tahun ini diperkirakan akan lebih kering dibandingkan 3 tahun yang lalu.
Baca Juga: Dorong Terciptanya 320.000 Petani Muda, Ini yang Dilakukan Kementan
Adapun daerah yang berpotensi mengalami kekeringan ekstrem di antaranya adalah sebagian besar Pulau Sumatra dan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News