Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya dugaan kebocoran data pengguna di aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) Kemenkes dibenarkan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anas Ma'ruf.
Anas mengatakan, data pengguna yang bocor terjadi di aplikasi e-HAC yang lama, bukan pada e-HAC yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
"Yang pertama, kebocoran data terjadi di aplikasi e-HAC yang lama yang sudah tidak digunakan lagi sejak Juli 2021, tepatnya 2 Juli 2021," kata Anas dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Kemenkes RI, Selasa (31/8/2021).
Anas mengatakan, setelah e-HAC yang lama tidak digunakan, Kemenkes menggunakan aplikasi PeduliLindungi yang sudah terintegrasi dengan e-HAC dengan sistem yang baru. Hal ini, kata dia, sesuai dengan Surat Edaran Kemenkes Nomor HK.02.01/Menkes/847/2021 tentang Digitalisasi Dokumen Kesehatan Bagi Pengguna Transportasi Udara.
Baca Juga: Skrining kesehatan lewat PeduliLindungi berlaku 7 September, ini cara daftarnya!
"Jadi saya tegaskan sistem yang ada di e-HAC yang lama berbeda dengan sistem e-HAC yang berada di dalam PeduliLindungi, infrastrukturnya berbeda," ujarnya.
Lebih lanjut, Anas mengatakan, saat ini, pihaknya bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) tengah melakukan investigasi terkait kebocoran data pengguna e-HAC yang lama. Ia menduga kebocoran data pengguna terdapat di pihak mitra dan saat ini tengah dilakukan pencegahan.
"Berikutnya, sebagai langkah mitigasi, maka e-HAC yang lama sudah dinonaktifkan dan saat ini e-HAC tetap dilakukan tetapi berada di dalam aplikasi peduli lindungi. Sekali lagi e-HAC yang digunakan yang barada di dalam aplikasi PeduliLindungi," ujar dia.
Baca Juga: Daftar efek samping vaksin Covid-19 Moderna, apa saja?
Sebelumnya diberitakan, kasus kebocoran data kembali terjadi di Indonesia. Kali ini menyangkut data pengguna yang tersimpan di aplikasi e-HAC buatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Kasus kebocoran data e-HAC pertama kali diungkap oleh peneliti keamanan siber dari VPNMentor, yang menemukan kebocoran data di aplikasi e-HAC pada 15 Juli. Dalam sebuah unggahan di blog resmi VPNMentor, data sebanyak 1,3 juta pengguna e-HAC diperkirakan telah bocor.
Ukuran data tersebut kurang lebih mencapai 2 GB. Terkait kabar kebocoran data pengguna aplikasi e-HAC, Kemenkes kini tengah menginvestigasinya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penjelasan Kemenkes soal Dugaan Kebocoran Data Pengguna E-HAC"
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Rakhmat Nur Hakim
Selanjutnya: Menkes Budi Gunadi Sadikin janjikan dukungan bagi indusri alat kesehatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News