kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.280   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Ada dugaan kebocoran data pengguna e-HAC, ini penjelasan Kemenkes


Rabu, 01 September 2021 / 07:38 WIB
Ada dugaan kebocoran data pengguna e-HAC, ini penjelasan Kemenkes
ILUSTRASI. Ada dugaan kebocoran data pengguna di aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC).


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya dugaan kebocoran data pengguna di aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) Kemenkes dibenarkan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anas Ma'ruf. 

Anas mengatakan, data pengguna yang bocor terjadi di aplikasi e-HAC yang lama, bukan pada e-HAC yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi. 

"Yang pertama, kebocoran data terjadi di aplikasi e-HAC yang lama yang sudah tidak digunakan lagi sejak Juli 2021, tepatnya 2 Juli 2021," kata Anas dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Kemenkes RI, Selasa (31/8/2021). 

Anas mengatakan, setelah e-HAC yang lama tidak digunakan, Kemenkes menggunakan aplikasi PeduliLindungi yang sudah terintegrasi dengan e-HAC dengan sistem yang baru. Hal ini, kata dia, sesuai dengan Surat Edaran Kemenkes Nomor HK.02.01/Menkes/847/2021 tentang Digitalisasi Dokumen Kesehatan Bagi Pengguna Transportasi Udara. 

Baca Juga: Skrining kesehatan lewat PeduliLindungi berlaku 7 September, ini cara daftarnya!

"Jadi saya tegaskan sistem yang ada di e-HAC yang lama berbeda dengan sistem e-HAC yang berada di dalam PeduliLindungi, infrastrukturnya berbeda," ujarnya. 

Lebih lanjut, Anas mengatakan, saat ini, pihaknya bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) tengah melakukan investigasi terkait kebocoran data pengguna e-HAC yang lama. Ia menduga kebocoran data pengguna terdapat di pihak mitra dan saat ini tengah dilakukan pencegahan. 

"Berikutnya, sebagai langkah mitigasi, maka e-HAC yang lama sudah dinonaktifkan dan saat ini e-HAC tetap dilakukan tetapi berada di dalam aplikasi peduli lindungi. Sekali lagi e-HAC yang digunakan yang barada di dalam aplikasi PeduliLindungi," ujar dia. 

Baca Juga: Daftar efek samping vaksin Covid-19 Moderna, apa saja?

Sebelumnya diberitakan, kasus kebocoran data kembali terjadi di Indonesia. Kali ini menyangkut data pengguna yang tersimpan di aplikasi e-HAC buatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Kasus kebocoran data e-HAC pertama kali diungkap oleh peneliti keamanan siber dari VPNMentor, yang menemukan kebocoran data di aplikasi e-HAC pada 15 Juli. Dalam sebuah unggahan di blog resmi VPNMentor, data sebanyak 1,3 juta pengguna e-HAC diperkirakan telah bocor. 

Ukuran data tersebut kurang lebih mencapai 2 GB. Terkait kabar kebocoran data pengguna aplikasi e-HAC, Kemenkes kini tengah menginvestigasinya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penjelasan Kemenkes soal Dugaan Kebocoran Data Pengguna E-HAC"
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Rakhmat Nur Hakim

Selanjutnya: Menkes Budi Gunadi Sadikin janjikan dukungan bagi indusri alat kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×