Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemerintah berencana mengalokasikan anggaran untuk subsidi mencapai Rp 201,4 triliun dalam rancangan APBN 2016. Jumlah tersebut turun 5,04% dibandingkan rencana alokasi dalam APBN Perubahan 2015 sebesar Rp 212,1 triliun.
Bambang Brojonegoro, Menteri Keuangan mengatakan, penurunan alokasi subsidi terbesar berasal dari sektor energi, khususnya listrik. "Tahun ini subsidi listrik turun menjadi Rp 50 triliun, sebagiannya sebesar Rp 10 triliun merupakan carry over PY PLN," kata dia dalam jumpa pers di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jumat (14/8).
Alhasil, subsidi listrik tahun depan akan turun Rp 23,1 triliun dari rencana alokasi anggaran 2015 sebesar Rp 73,1 triliun. Sementara, subsidi energi lain berupa pengadaan bahan bakar minyak, dan gas elpiji mencapai Rp 71 triliun, sehingga total subsidi energi pada 2016 akan sebesar Rp 121 triliun.
Menurut Bambang, pemerintah juga akan menyiapkan subsidi non energi sebesar Rp 80,4 triliun. "Hal tersebut meliputi penyediaan Raskin, pupuk, public service obligation (PSO), dan subsidi benih," ujat dia.
Presiden RI Joko Widodo dalam sambutan nota keuangan RAPBN 2016 mengatakan, pada tahun depan pemerintah berupaya untuk mengalihkan anggaran subsidi untuk belanja yang lebih produksi sehingga membuat belanja negara lebih berkualitas. Caranya, pemerintah akan menggunakan basis data agar penyaluran subsidi lebih tepat dan transparan.
"Pemerintah akan menata ulang kebijakan subsidi dengan menyusun ulang sistem seleksi penerima yang tepat," ujar Presiden RI Joko Widodo dalam pidato nota keuangan 2016 di DPR RI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News