kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.864   -54,00   -0,32%
  • IDX 6.503   57,52   0,89%
  • KOMPAS100 935   8,14   0,88%
  • LQ45 727   5,57   0,77%
  • ISSI 208   1,50   0,73%
  • IDX30 377   1,54   0,41%
  • IDXHIDIV20 455   2,05   0,45%
  • IDX80 106   0,88   0,84%
  • IDXV30 112   0,91   0,82%
  • IDXQ30 123   0,27   0,22%

10 Poin Hasil Negosiasi Indonesia dengan AS Soal Tarif Trump


Selasa, 22 April 2025 / 05:43 WIB
10 Poin Hasil Negosiasi Indonesia dengan AS Soal Tarif Trump
ILUSTRASI. Pemerintah Indonesia memulai negosiasi pemberlakuan tarif Trump terhadap komoditas impor yang ditetapkan pemerintah Amerika Serikat, Jumat (18/4/2025).


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pemerintah Indonesia memulai negosiasi pemberlakuan tarif Trump terhadap komoditas impor yang ditetapkan pemerintah Amerika Serikat, Jumat (18/4/2025). 

Negosiasi itu berlangsung antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka dengan US Trade Representative (USTR) dan US Secretary of Commerce. 

Airlangga menyatakan Indonesia memiliki daya saing perdagangan yang baik. Hal itu terbukti dari neraca perdagangan yang disebutnya positif dengan AS, India, dan negara lainnya. 

"Yang penting Indonesia mendapatkan tarif lebih rendah, terkait tarif yang diberlakukan untuk Indonesia seimbang dengan negara lain," ujar dia, dikutip dari siaran KOMPAS TV, Sabtu (18/4/2025). 

Airlangga menambahkan, pemerintah optimis terhadap hasil positif dari negosiasi tarif Trump. Dia tidak ingin tarif tersebut berdampak ke pekerja maupun investasi di Indonesia. 

Hasil negosiasi tarif Trump 

Berikut poin-poin hasil negosiasi tarif Trump dalam perundingan awal antara pemerintah Indonesia dengan AS. 

Baca Juga: Efek Tarif, Target PDB Indonesia Berpotensi Meleset

1. AS minta tarif perdagangan imbang 

Airlangga mengungkapkan, perwakilan AS dan Indonesia saling mengungkapkan permintaan berkaitan dengan kebijakan tarif dalam proses negosiasi perdagangan tersebut. 

Menurutnya, salah satu fokus utama AS dari negosiasi itu terkait pemberlakuan tarif perdagangan yang lebih seimbang. 

"Amerika sudah menyampaikan apa yang mereka harapkan. Tentu paket pertama yang terkait dengan tarif yang diharapkan bisa menjadi tarif berimbang," ujarnya, diberitakan Kontan, Jumat (18/4/2025). 

Selain tarif perdagangan yang seimbang, lanjutnya, AS juga menyampaikan beberapa permintaan terkait kebijakan non-tarif. 

Terkait permintaan AS, Airlangga mengaku pihaknya telah menyiapkan dan menyampaikan dokumen resmi sebagai respons. 

“Untuk itu Indonesia juga sudah menyampaikan dokumen untuk merespons yang terkait dengan non-tariff measures tersebut,” kata dia. 

2. Indonesia minta tarif lebih rendah 

Airlangga menambahkan, pemerintah Indonesia juga menyuarakan pemberlakuan tarif perdagangan yang seimbang. 

Pemerintah pun berharap 20 produk unggulan ekspor ke pasar AS dapat dikenakan tarif yang kompetitif, bahkan tidak lebih tinggi dibandingkan negara-negara pesaing. 

Dia menjelaskan, tarif impor untuk produk Indonesia ke AS seperti garmen, alas kaki, furniture, dan udang justru lebih tinggi daripada negara pesaing dari ASEAN atau negara Asia lainnya. 

Pemerintah AS memberlakukan tarif Trump 37 persen ke Indonesia. Namun, ada tarif tambahan 10 persen yang berlaku untuk produk-produk tertentu sehingga menjadi 47 persen. 

Baca Juga: Trump Ancam Negara-Negara yang Lakukan 8 Kecurangan Non-Tarif

“Ini juga menjadi concern untuk Indonesia karena dengan tambahan 10 persen ini ekspor kita biayanya lebih tinggi, karena tambahan biaya itu diminta oleh para pembeli agar di-sharing dengan Indonesia, bukan pembelinya saja yang membayar pajak tersebut,” tambah Airlangga. 



TERBARU

[X]
×