kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

10 Juta Orang Kaya Doyan Belanja di Luar Negeri, Ekonomi Indonesia Bisa Merugi


Minggu, 19 Januari 2025 / 17:10 WIB
10 Juta Orang Kaya Doyan Belanja di Luar Negeri, Ekonomi Indonesia Bisa Merugi
ILUSTRASI. REUTERS/Leonhard Foeger. Airlangga Hartarto mengungkapkan, ada sekitar 10 juta orang kaya Indonesia yang doyan belanja di luar negeri merujuk data BPS.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, ada sekitar 10 juta orang kaya Indonesia yang doyan belanja di luar negeri merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurutnya, akibat fenomena tersebut, ekonomi Indonesia kehilangan potensi sekitar Rp 324 triliun dari transaksi orang kaya tersebut.

"Kita hitung kalau belanja itu katakanlah yang paling konservatif US$ 2.000 ya. Jadi itu kira-kira Rp 324 triliun," ujar Airlangga kepada awak media di Jakarta, Jumat (17/1).

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto, menilai fenomena tersebut merupakan hal yang wajar.

Menurutnya, pasar domestik yang belum mampu memenuhi kebutuhan konsumen, baik dari segi variasi produk maupun harga, menjadi salah satu penyebab utama.

Apalagi, kata Teguh, adanya kemungkinan harga barang yang sama dari luar negeri jauh lebih murah dibandingkan dalam negeri.

Baca Juga: Jumlah Penduduk Miskin Turun di September 2024, Kemensos Ungkap Faktornya

"Permasalahannya banyak, bisa jadi biaya logistik, keuntungan perusahaan, pajak dan lainnya," ujar Teguh kepada Kontan.co.id, Minggu (19/1).

Teguh menilai, pembelian barang dari luar negeri bisa mengurangi permintaan terhadap barang lokal. Pasalnya, jika kebutuhan konsumen di pasar domestik dapat dipenuhi oleh produsen lokal, dampaknya sangat besar bagi perekonomian.

"Saya sendiri belum memiliki hitungan secara presisi tetapi jika kebutuhan pasar di domestik bisa dipenuhi oleh produsen domestik, dampak pengungkit dalam perekonomian sangat besar melalui aktivitas ekonomi dan penyerapan tenaga kerja," katanya.

Sementara itu, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda memandang, fenomena belanja barang branded di luar negeri oleh kalangan kaya, termasuk pejabat negara, berpotensi membawa dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia.

Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa kebiasaan ini terus meningkat. Salah satunya adalah faktor harga dan keinginan untuk mendapatkan barang dengan label luar negeri.

Selain itu, Huda juga mencatat bahwa biaya perjalanan ke luar negeri, terutama ke Singapura, lebih murah dibandingkan biaya perjalanan domestik, seperti ke Jakarta.

"Harga tiket pesawat ke luar negeri lebih murah dibandingkan pesawat domestik. Ya jadi sangat wajar akhirnya orang kaya ini memilih belanja barang branded di luar negeri, termasuk juga pejabat negara," katanya.

Namun, Huda mengingatkan bahwa belanja barang di luar negeri berpotensi menguras devisa negara. Sebaliknya, jika mereka membeli barang di Indonesia, negara bisa mendapatkan penerimaan dari pajak dan bea impor.

"Mereka pergi ke luar negeri harus menukar uang, mereka belanja barang impor juga tokonya menggunakan devisa," imbuh Huda.

Kendati begitu, Huda menyebutkan bahwa dampak terhadap konsumsi rumah tangga Indonesia relatif terbatas. 

Konsumsi kalangan kaya terhadap barang-barang tersebut hanya berkontribusi kecil terhadap total konsumsi rumah tangga, karena sebagian besar pendapatan mereka lebih banyak disisihkan untuk tabungan atau investasi.

"Paling besar konsumsi mereka mungkin sekitar 60% (dari pendapatan). Mereka biasanya ditabung atau diinvestasikan. Tidak terlampau signifikan ke konsumsi rumah tangga menurut saya," pungkasnya. 

Baca Juga: Wanti-Wanti Dampak Kebijakan Dagang Trump, Ekonomi RI Diramal Tumbuh 4,8% di 2025

Selanjutnya: Harga Minyak Mentah Dunia Diperkirakan Masih Bergejolak

Menarik Dibaca: Film 1 Kakak 7 Ponakan Siap Sentuh Hati Penonton Bioskop

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×