kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Doyan Belanja, Kelas Menengah Dianggap Paling Besar Dorong Ekonomi


Jumat, 30 Agustus 2024 / 19:51 WIB
Doyan Belanja, Kelas Menengah Dianggap Paling Besar Dorong Ekonomi
ILUSTRASI. Suasana masyarakat berbelanja kebutuhan pokok sebelum memasuki bulan puasa di ritel modern, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Senin (11/3). Masyarakat kelas menengah menjadi pendorong terbesar pertumbuhan ekonomi domestik.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.OC.ID – JAKARTA. Masyarakat kelas menengah menjadi pendorong terbesar pertumbuhan ekonomi domestik.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan, alasan kelas menengah menjadi pendorong terbesar perekonomian Indonesia karena, kelompok tersebut pembelanja besar dan pembelanja cepat, sehingga bisa mendorong konsumsi rumah tangga.

Sebagaimana yang sudah diketahui, konsumsi rumah tangga menjadi dorongan utama perekonomian dalam negeri. “Cepat mulainya dan juga dia senang spending tapi juga cepat mengeluarkannya,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Jumat (28/8).

Baca Juga: Masyarakat Kelas Menengah Indonesia Banyak Turun Kasta, Ini Pemicunya

Meski begitu, bila melihat data BPS jumlah kelas menengah terus menurun dalam 10  tahun terakhir. Pada 2019 masyarakat kelas menengah mencapai 57,33 juta, kemudian turun menjadi 53,83 juta pada 2021.

Selanjutnya, jumlah masyarakat kelas menengah juga tercatat kembali turun pada 2022 menjadi 49,51 juta, turun pada 2023 menjadi 48,27 juta, dan pada 2024 turun menjadi 47,85 juta.

Amalia menambahkan, menjaga kelas menengah adalah bagian penting yang harus diupayakan pemerintah agar konsumsinya tidak menurun. Sebab, besaran pengeluaran kelompok tersebut mencapai 82% dari total konsumsi masyarakat.

Baca Juga: Prioritas Bergeser, Pengeluaran Kelas Menengah untuk Beli Rumah dan Makanan Turun

“Kelas menengah memiliki peran yang sangat kritikal dan krusial sebagai bantalan ekonomi suatu negara. Di saat bantalannya itu kebal, maka ekonomi suatu negara akan relatif tidak rentan terhadap gejolak ataupun shock yang datang baik dari eksternal maupun dari domestik,” ungkapnya.

Untuk diketahui, mayoritas pekerjaan kelas menengah adalah di sektor formal, dan selebihnya bekerja di sektor informal.

Bila dilihat selama 5 tahun terakhir, masyarakat kelas menengah yang bekerja di sektor formal memang tercatat menurun dari 2019 yang sebesar 61,71% turun menjadi 2023 sebesar 58,65%. Meski begitu, pekerja di sektor formal meningkat jadi 59,35%.

Baca Juga: Pengeluaran untuk Beli Rumah dan Makanan Masyarakat Kelas Menengah Turun di 2024

Kemudian, masyarakat kelas menengah yang bekerja di sektor informal juga tercatat menurun dari 2019 sebesar 61,71% menjadi 58,65% pada 2023, kemudian meningkat pada 2024 menjadi 59,36%.

Adapun berdasarkan catatan 2024, kelas menengah paling banyak bekerja di sektor jasa atau sebanyak 57,05%, di sektor industri sebesar 22,98%, dan 19,97% bekerja di sektor pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×