kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

10 Bulan Berjalan, Program MBG Disebut Salah Sasaran dan Boros Anggaran


Selasa, 21 Oktober 2025 / 20:54 WIB
10 Bulan Berjalan, Program MBG Disebut Salah Sasaran dan Boros Anggaran
ILUSTRASI. Siswa makan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 13 Depok, Jawa Barat, Senin (6/10/2025). SPPG Cinere melibatkan puskesmas dan usaha kesehatan sekolah (UKS) untuk memantau secara berkala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG guna memastikan pemenuhan gizi serta antisipasi kasus keracunan. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepuluh bulan sejak diluncurkan pada Januari 2025, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai kritik dari berbagai kalangan.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky menilai, menilai alokasi anggaran MBG sangat besar namun tidak tepat sasaran. 

“Program ini tidak menambah produktivitas dan justru menimbulkan food waste bahkan keracunan,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (21/10/2025).

Baca Juga: Realisasi Anggaran BGN untuk MBG Baru Capai Rp 27 triliun per 17 Oktober 2025

Menurutnya, manfaat ekonomi dari MBG baru akan terasa jika program ini mampu meningkatkan konsumsi masyarakat yang sebelumnya kekurangan gizi, misalnya dari yang semula makan sekali sehari menjadi dua kali. 

“Namun bila siswa penerima sudah makan tiga kali sehari dan kebutuhan gizinya tercukupi, program ini hanya akan menimbulkan food waste,” tegas Riefky.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), hanya sekitar 7% siswa yang kekurangan makan. Artinya, sebagian besar penerima MBG tidak termasuk dalam kelompok yang benar-benar membutuhkan. 

Baca Juga: Target 82,9 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Diprediksi Baru Tercapai Maret 2026

“Dengan beban fiskal sebesar ini, MBG menyedot porsi anggaran yang seharusnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih produktif,” tambahnya.

Riefky pun mendorong pemerintah untuk segera mengkaji ulang dan membenahi pelaksanaan program tersebut agar lebih tepat sasaran serta memberikan manfaat ekonomi yang optimal.

Baca Juga: Tak Capai Target, BGN Akui MBG Hanya Bisa Capai 70 Juta Penerima Manfaat Tahun Ini

Selanjutnya: Wall Street Dibuka Nyaris Stagnan, Investor Cermati Laporan Keuangan Emiten

Menarik Dibaca: Cara Menangani Kecemasan Berlebihan Akan Penampilan Fisik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×