Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski krisis melanda perekonomian global, tapi pemerintah masih melihat perkembangan ekonomi domestik masih cukup menjanjikan. Kondisi ekonomi global ini dijadikan dasar perhitungan rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2012.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan dengan pertimbangan perkembangan ekonomi baik global dan domestik, pemerintah menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7%, naik dari target yang dipatok dalam APBN P 2011 yang sebesar 6,5%.
"Laju inflasi 5,3%, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 6,5%, nilai tukar rupiah Rp 8.800 per dollar AS, harga minyak US$ 90 per barel, dan lifting minyak 950.000 barel per hari," katanya dalam pidato penyampaian Rancangan APBN 2012 dan nota keuangan di DPR RI Selasa (16/8).
Dengan rambu-rambu dan kerangka pengelolaan kebijakan fiskal ni, Presiden bilang, dalam RAPBN Tahun 2012 pendapatan negara dan hibah direncanakan mencapai Rp 1.292,9 triliun. Jumlah ini naik Rp 123,0 triliun atau 10,5% dari target pendapatan negara dan hibah pada APBN-P Tahun 2011 sebesar Rp 1.169,9 triliun.
Sementara itu, belanja negara direncanakan mencapai Rp 1.418,5 triliun, naik Rp 97,7 triliun atau 7,4% dari pagu belanja negara pada APBN-P Tahun 2011 sebesar Rp 1.320,8 triliun. "Dengan konfigurasi ini, pada RAPBN 2012, kita berhasil menekan defisit anggaran menjadi 1,5% terhadap PDB," jelas SBY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News