kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surplus Neraca Dagang RI Meningkat Pada Maret 2024, BI: Menopang Ketahanan Eskternal


Selasa, 23 April 2024 / 14:11 WIB
Surplus Neraca Dagang RI Meningkat Pada Maret 2024, BI: Menopang Ketahanan Eskternal
ILUSTRASI. Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 meningkat menjadi US$ 4,47 miliar. Surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Februari 2024 sebesar US$ 0,83 miliar.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 meningkat menjadi US$ 4,47 miliar. Surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Februari 2024 sebesar US$ 0,83 miliar.

Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, kondisi surplus neraca perdagangan tersebut positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” tutur Erwin dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/4).

Adapun, surplus neraca perdagangan Maret 2024 yang lebih tinggi terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat signifikan.

Baca Juga: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar di Maret 2024

Neraca perdagangan nonmigas pada Maret 2024 mencatat surplus sebesar US$ 6,51 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$ 2,60 miliar.

Surplus neraca perdagangan nonmigas yang tinggi ini sejalan dengan ekspor nonmigas yang meningkat mencapai US$ 21,15 miliar.

Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti logam mulia dan perhiasan/permata, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani/nabati maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik serta berbagai produk kimia.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.

“Adapun defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat ke level US$ 2,04 miliar pada Maret 2024 sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas,” kata Erwin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×