CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Yield SUN Tenor 10 Tahun Diproyeksi Naik di 2025, Tarik Lebih Banyak Investor


Minggu, 25 Agustus 2024 / 08:20 WIB
Yield SUN Tenor 10 Tahun Diproyeksi Naik di 2025, Tarik Lebih Banyak Investor
ILUSTRASI. pemerintah proyeksi yield SUN tenor acuan 10 tahun berada di level 7,1% di tahun 2025


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sinyal penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada September 2024 akan menjadi angin segar untuk pasar keuangan Indonesia. Salah satunya terkait penerbitan surat utang negara (SUN).

Walau tren suku bunga acuan global diproyeksi melemah, namun yield SUN yang ditawarkan pemerintah Indonesia diperkirakan masih bersaing.

Asal tahu saja, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pemerintah menargetkan yield SUN tenor 10 tahun sebesar 7,1%. Target tersebut lebih tinggi dari target yield SUN pada APBN 2024 yang 6,7%.

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, dengan tren suku bunga rendah, investasi akan dilirik salah satunya oleh investor asing.

“Dengan kondisi iklim suku bunga pada tahun depan yang kemungkinan akan relatif menurun, ini tentunya akan menambah daya tarik tersendiri buat pasar Indonesia karena secara global suku bunga akan lebih rendah,” tutur Myrdal kepada Kontan (22/8) lalu.

Baca Juga: Yuk Intip Cara Beli SR021 yang Patok Kupon 6,35% dan 6,45%

Dengan tren suku bunga yang rendah, investor asing dipercaya akan lebih banyak dan yakin untuk berinvestasi dengan harapan mendapat keuntungan sejalan dengan ketidakpastian perekonomian Indonesia yang tetap terjaga.

Di samping itu, Indonesia juga dinilai menawarkan imbal hasil yang relatif tinggi dari negara lain dan pasar negara-negara maju, meski tren suku bunganya turun.

“Jadi ada kemungkinan dengan supply yang membesar, demand-nya pun juga meningkat. Jadi  tentu harapan kita untuk tahun depan pun situasi masih relatif kondusif,” ungkapnya.

Myrdal memprediksi, tren penurunan suku bunga akan berlangsung dalam jangka satu hingga dua tahun, bergantung dengan kondisi inflasi.

Adapun potensi kenaikan imbal hasil SUN tenor 10 tahun di tahun depan sejalan dengan rencana penerbitan surat berharga negara (SBN) yang juga meningkat tahun depan.

Penerbitan SBN direncanakan sebesar Rp 642,56 triliun dalam RAPBN 2025, naik jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2024 sebesar Rp 451,85 triliun.

Meski begitu, Myrdal meramal imbal hasil SBN 10 tahun di 2025 akan berada di level 6,32%, alias lebih rendah dari yang ditargetkan sebesar 7,1%.

“Kita lihat tahun depan masih ada ruang penurunan suku bunga, dan dengan supply yang mayoritas berlimpah, kita proyeksi di level 6,32%,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×