kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -1.000   -0,07%
  • USD/IDR 15.945   0,00   0,00%
  • IDX 7.327   130,75   1,82%
  • KOMPAS100 1.120   21,42   1,95%
  • LQ45 884   14,25   1,64%
  • ISSI 223   3,07   1,39%
  • IDX30 452   7,34   1,65%
  • IDXHIDIV20 542   7,51   1,40%
  • IDX80 128   2,15   1,70%
  • IDXV30 131   2,15   1,67%
  • IDXQ30 150   2,26   1,53%

Wujudkan Swasembada Pangan, Menko Pangan: Harus Buka Lahan Baru


Selasa, 03 Desember 2024 / 11:39 WIB
Wujudkan Swasembada Pangan, Menko Pangan: Harus Buka Lahan Baru
ILUSTRASI. Pembukaan lahan baru sepertinya menjadi langkah yang harus dipilih pemerintah untuk mencapai swasembada pangan di tahun 2027.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembukaan lahan baru sepertinya menjadi langkah yang harus dipilih pemerintah untuk mencapai swasembada pangan di tahun 2027. 

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, upaya pembukaan lahan baru untuk lumbung pangan sudah mulai digarap di Merauke, Papua Selatan seluas 100.000 hektare dari target pemerintah 1 juta hektare. 

"Tidak ada pilihan kita memang harus membuka lahan baru dan Papua jadi masa depan kita. Merauke ada 1 juta (ha) lebih (target)," kata Zulkifli dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Selasa (3/12). 

Baca Juga: Menko Pangan Akui Tidak Mudah Menuju Swasembada Pangan

Cetak sawah itu akan diutamakan untuk komoditas pangan pokok utamanya padi. Namun, pemerintah saat ini juga sudah mulai mengembangkan tanam tebu di Papua seluas 20.000 hektare dari target 600.000 hektare. 

Zulkifli mengakui program pembukaan lahan baru memang tidak mudah, dan diakuinya beberapa proyek pemerintah masih gagal. 

"Begitu juga dulu pengembangan tanam sawah (food estate) di Kalimantan Tengah kita pelajari apa sebabnya, apakah karena tidak ada kesungguhan, ada moral hazard, jadi kita optimalisasi," urainya. 

Baca Juga: Kementan Percepat Swasembada Pangan Melalui Program Brigade Pangan

Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Senior Indef Berly Martawardaya menilai tidak semua lahan utamanya di Indonesia bagian timur cocok untuk ditanami komoditas padi. 

Alih-alih memaksakan buka lahan untuk tanam padi, menurutnya pemerintah perlu mendorong upaya diversifikasi pangan lokal untuk menekan ketergantungan terhadap beras. 

"Untuk Indonesia Timur tidak cocok lahan kita untuk beras, sehingga kalau didorong ingin tumbuh beras di sana perlu investasi besar, dan kalaupun rakyat di sana makan beras perlu transportasi mahal," ujarnya. 

Selanjutnya: Minum Jus Bisa Meningkatkan Kadar Gula Darah? Begini Penjelasannya

Menarik Dibaca: Minum Jus Bisa Meningkatkan Kadar Gula Darah? Begini Penjelasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×