kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

World Bank: Langkah Hawkish Bank Sentral Bisa Seret Dunia ke Jurang Resesi


Jumat, 16 September 2022 / 18:33 WIB
World Bank: Langkah Hawkish Bank Sentral Bisa Seret Dunia ke Jurang Resesi
ILUSTRASI. Bank Dunia menilai, peningkatan suku bunga acuan belum tentu efektif dalam menekan inflasi global, tapi justru mengancam resesi. REUTERS/Johannes P. Christo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank sentral di dunia mulai meningkatkan suku bunga acuannya, sebagai respons untuk menekan inflasi. Meski tujuannya mulia, Bank Dunia memandang, langkah bank sentral global berpotensi menyeret pertumbuhan ekonomi dunia ke jurang resesi pada tahun 2023. 

Presiden Grup Bank Dunia David Malpass menilai, peningkatan suku bunga acuan belum tentu efektif dalam menekan inflasi global ke level pra pandemi Covid-19. Pasalnya, langkah tersebut hanya akan menekan inflasi inti ke level 5% secara tahunan pada tahun 2023. Ini pun masih dua kali lipat dari level pra pandemi Covid-19. 

Selain itu, peningkatan suku bunga acuan global dalam laju yang cepat dalam 50 tahun terakhir. Kecepatan peningkatan suku bunga ini juga menimbulkan risiko krisis keuangan di pasar negara berkembang maupun negara-negara maju. 

Baca Juga: Ekonom Ramal Kinerja Ekspor Impor Masih akan Tumbuh Positif di Akhir Tahun

“Pertumbuhan ekonomi tengah menurun secara drastis, dengan pelemahan tersebut terdapat banyak negara yang berpotensi jatuh ke dalam jurang resesi. Bila tren ini terus berjalan, ada konsekuensi jangka panjang negara berkembang dan negara maju bisa jatuh,” tulis Malpass dalam keterangannya, Kamis (15/9) waktu setempat. 

Malpass menunjukkan perhitungannya. Dalam rangka menekan inflasi, maka setidaknya bank sentral negara-negara di dunia perlu meningkatkan suku bunga acuan sekitar 2%. Namun, peningkatan ini akan menurunkan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 sekitar 0,5%. 

Padahal, bila menilik dari definisi resesi secara teknikal, dunia jatuh ke jurang resesi bila penurunan pertumbuhan ekonomi global mencapai 0,4%. Dengan demikian, model dari Bank Dunia tersebut menunjukkan peluang yang lebar untuk dunia mengalami resesi pada tahun depan. 

Lebih lanjut, selain karena peningkatan suku bunga acuan untuk memerangi inflasi, beberapa indikator resesi juga sudah mulai terlihat. Pertama, pertumbuhan ekonomi global tengah memasuki level terendahnya seperti pada tahun 1970. 

Kedua, keyakinan konsumen global menurun cukup dalam. Beberapa negara besar juga terlihat mengalami penurunan keyakinan konsumen, seperti Amerika Serikat (AS), China, dan daerah Eropa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×