CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.933   -43,00   -0,27%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

World Bank: Ekonomi RI hanya akan tumbuh 5,2%


Rabu, 14 Januari 2015 / 18:43 WIB
World Bank: Ekonomi RI hanya akan tumbuh 5,2%
ILUSTRASI. Rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.950 per dolar AS-Rp 15.050 per dolar AS pada hari ini.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. World Bank atawa Bank Dunia melihat ekonomi Indonesia tidak jauh berbeda dibanding tahun lalu. Alasannya, ekonomi China masih loyo dan akan berdampak pada negara mitra dagang utama seperti Indonesia.

Dalam laporan terbaru World Bank "Global Economic Prospect (GEP)" dikatakan ekonomi global hanya akan tumbuh sekitar 3% pada tahun ini, naik 0,3% dibanding tahun 2014 yang diperkirakan tumbuh 2,6%.

Negara berkembang tahun ini bisa tumbuh ke angka 4,8% dari 4,4% pada tahun 2014 dan bisa naik ke level 5,3% dan 5,4% pada tahun 2016 dan 2017.

Pendorong ekonomi dunia dan negara berkembang membaik adalah Amerika. Pertumbuhan Amerika diharapkan mencapai 3,2% pada 2015 atau naik dari posisi 2,4% pada tahun 2014.

Sementara itu, ekonomi China masih akan sulit naik. Negeri tirai bambu ini diperkirakan hanya tumbuh 7,1%, turun dari perkiraan pertumbuhan tahun 2014 7,4%. Untuk dua tahun ke depan pertumbuhan China malah diramalkan kian turun ke level 7% pada tahun 2016 dan 6,9% pada tahun 2017.

China secara perlahan akan mengurangi pertumbuhan ekonominya dan melakukan pengetatan kredit yang akan memicu perlambatan investasi. 

"Risiko-risiko besar datang dari pertumbuhan global yang lebih rendah dari yang diperkirakan serta pertumbuhan yang menurun drastis di China," tulis World Bank dalam siaran persnya, Rabu (14/1).

Perlambatan China akan melemahkan aktivitas ekonomi di wilayah Asia Timur dan Pasifik mengingat besarnya peran pasar China, yang erat kaitannya dengan perdagangan dan investasi.

Indonesia yang mitra dagang terbesarnya adalah China, dan paling besar basis ekspornya adalah komoditas, akan mengalami penekanan. Walhasil, ekonomi Indonesia diramalkan hanya tumbuh 5,2% tahun ini dan 5,5% pada tahun 2016 dan 2017.

Secara keseluruhan ada empat risiko global yang membuat World Bank melihat proyeksi ekonomi ke depan masih lesu. Pertama, perdagangan global yang masih lemah. Kedua, guncangan pada pasar finansial seiring dengan naiknya suku bunga beberapa negara maju.

Ketiga, harga minyak yang rendah mengguncang keseimbangan finansial negara-negara produsen minyak. Keempat, risiko periode stagnan atau deflasi di wilayah Eropa atau Jepang yang berlangsung lama.

Maka dari itu, World Bank menilai pentingnya negara berkembang untuk bisa melakukan reformasi struktural kebijakannya serta menghapus hambatan investasi swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×