kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.309   -16,00   -0,10%
  • IDX 7.120   51,08   0,72%
  • KOMPAS100 1.038   7,94   0,77%
  • LQ45 802   5,14   0,65%
  • ISSI 230   2,46   1,08%
  • IDX30 417   1,26   0,30%
  • IDXHIDIV20 489   1,03   0,21%
  • IDX80 117   0,69   0,59%
  • IDXV30 119   -0,22   -0,19%
  • IDXQ30 135   -0,09   -0,07%

Waspadai Tripledemic: Covid 19, RSV dan Influenza, Gejalanya Mirip-Mirip


Selasa, 03 Juni 2025 / 17:53 WIB
Waspadai Tripledemic: Covid 19, RSV dan Influenza, Gejalanya Mirip-Mirip
ILUSTRASI. Orang-orang berjalan di jalan saat toko dibuka kembali di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19) di Kopenhagen, Denmark 1 Maret 2021. Ritzau Scanpix/Philip Davali via REUTERS


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid 19 kembali meningkat di sejumlah negara, seperti Singapura, Bangkok dan Hong Kong. Di Singapura, kasus lonjakan Covid-19 ini terjadi dua tahun setelah negeri itu mencabut seluruh pembatasan pandemi pada Februari 2023 dan status Covid-19 sebagai endemi.

Kementerian Kesehatan Singapura memperkirakan, lonjakan kasus ini terjadi karena menurunnya imunitas kelompok. Individu dengan usia di atas 60 tahun ke atas atau memiliki kondisi medis yang rentan dapat mengalami gejala yang berat.

Sementara Kementerian Kesehatan menyatakan, saat ini dunia sedang menghadapi tantangan berupa tripledemic. Covid-19, influenza dan RSV (respiratory syncytial virus) bersirkulasi secara bersamaan.

Dalam menghadapi tripledemic, hal yang sangat dikhawatirkan adalah kondisi lansia di Indonesia yang diproyeksikan pada tahun 2030 mencapai 14,6% dari total populasi.

Populasi lansia yang memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes dan paru lebih rentan terhadap infeksi pernapasan dan dengan populasi lansia yang terus meningkat, potensi beban kesehatan dan ekonomi akibat saluran pernapasan akut pada lansia perlu menjadi perhatian serius.

Dengan proporsi penduduk lansia yang terus meningkat serta tantangan yang dihadapi lansia di Indonesia cukup signifikan, terutama dalam hal tingkat kesehatan dan kemandirian, perlu upaya preventif dan promotif untuk menjaga kesehatan lansia serta meningkatkan kualitas hidup lansia.

Salah satu virus terkait tripledemic yaitu RSV memiliki tingkat keparahan klinis yang lebih tinggi dibandingkan Covid-19 dan influenza. 

Persentase tindakan rawat inap yang lebih tinggi ditemukan pada pasien RSV dibanding Covid-19 maupun influenza. Meliputi kebutuhan akan terapi oksigen, ventilasi non-invasif, ventilasi mekanik, dan perawatan intensive care unit (ICU). Selain itu infeksi RSV secara umum memiliki tingkat penularan lebih tinggi dari Covid-19. 

Baca Juga: Menkes Datangi Istana, Lapor ke Prabowo Soal Covid-19

RSV adalah virus saluran pernapasan yang umum dan biasanya menyebabkan gejala mirip influenza yang ringan, tetapi dapat juga menginfeksi paru-paru. Gejala umum RSV termasuk pilek, batuk, demam, sakit tenggorokan, bersin, sakit kepala, mengi, dan kesulitan bernapas. Sehingga sulit membedakan dari virus pernapasan lain seperti influenza atau Covid-19. 

RSV seringkali dianggap sebagai penyakit anak-anak, namun RSV telah dikaitkan dengan beban penyakit yang tinggi pada orang lansia.  Angka kematian akibat RSV pada pasien rawat inap dewasa berdasarkan suatu studi di Thailand adalah 15,9%. 

Virus RSV dapat menyebar saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin di dekat kita, atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi RSV, seperti  mencium balita yang terinfeksi, termasuk juga dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dengan virus. 

Beban pada lansia lebih besar. Saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk RSV. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencegah penyebaran RSV dengan menerapkan kebersihan yang baik, seperti menutup mulut saat batuk atau bersin, mencuci tangan secara teratur, dan membersihkan permukaan yang sering disentuh9. Selain itu, cara pencegahan lainnya termasuk menggunakan masker, dan menerapkan physical distancing9. 

Mengingat gejala infeksi RSV yang sulit dibedakan dari infeksi saluran pernapasan lainnya, diagnosis untuk RSV yang sering kali tidak dipertimbangkan, dan belum adanya pengobatan spesifik yang tersedia, maka mencegah infeksi RSV dengan vaksinasi menjadi cara untuk melindungi individu.

Reswita Dery Gisriani, Communication, Government Affairs & Market Access Director GSK Indonesia, berdasarkan penelitian dengan pendekatan proyeksi matematika, jumlah infeksi akibat RSV di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai 7,2 juta kasus dalam tiga tahun.

"Di Indonesia sendiri, jumlah kasus diprediksi mencapai 6,1 juta dalam periode yang sama. Data ini menjadi pengingat penting bagi kita semua akan urgensi peningkatan edukasi untuk mencegah penyebaran infeksi RSV terutama di Indonesia," kata Reswita, dalam rilis ke Kontan.co.id, Senin (2/6). 

Selanjutnya: Kinerja Emiten Konsumer Bakal Terkerek Momentum Idul Adha, Cek Saham Pilihan Analis

Menarik Dibaca: Rangkul Sinergi Masyarakat Adat untuk Jaga Hutan, GATC Gelar Three Basins Summit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×