Sumber: TribunNews.co | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Pukulan super taifun No.30 atau dikenal dengan nama Haiyan atau Yolanda yang menghantam provinsi Samar, Leyte dan Bohol tanggal 8 November lalu bukan tidak mungkin menghantam Indonesia juga atau ke Utara menghantam Taiwan.
"Super taifun yang menghantam Filipina tersebut bukan tidak mungkin akan menghantam Indonesia juga, selatan Filipina, seperti Kalimantan Surawesi Maluku, atau bisa juga menghantam Taiwan," demikian diungkapkan DR. Eng. Tomoya Shibayama, Profesor Universitas Waseda, Tokyo khusus kepada Tribunnews.com, Senin (25/11/2013) di kantornya.
Gerakan taifun sama sekali tak bisa diprediksi. Bisa ke utara Filipina di masa mendatang ini, atau bisa pula ke selatannya yang akan mengenai sekitar kalimantan, Sulawesi utara dan maluku. Belum ada yang bisa mengetahui kapan hal itu akan datang, tambahnya.
Diakuinya, tidak ada yang bisa memprediksi secara tepat kapan taifun akan datang, "Tapi kalau sudah terbentuk mata taifun, bisa diprediksi kira-kira ke mana dia akan berjalan. Itu pun juga masih belum bisa ada kepastian ke mana dia pastinya akan menghantam di hari berikutnya seperti taifun yang diperkirakan akan menghantam Tokyo belum lama ini ternyata malah lari ke timur menjauh dari Kanto (Tokyo dan sekitarnya). Jadi sulit memang memprediksi secara tepat taifun, gejala alam ini," paparnya.
Di Tokyo sendiri apabila taifun menghantam ibu kota Jepang ini, maka daerah yang paling hancur nantinya dan air laut bisa pasang sampai 1,5 meter serta banjir masuk ke tengah Tokyo terutama daerah Koto-ku bisa mencapai 5 meter, "Jadi kalau kita berada di lantai tiga barulah selamat. Itu pun juga mungkin masuk airbah tersebut," tambahnya.
Daerah Koto-ku meliputi Kameido, Etchujima, Shiomi, Shin-kiba, Toyocho, Minami-sunamachi, Toyosu, Tatsumi, Sumiyoshi, Kiyosumi-shirakawa, Morishita, Monzen-nakacho, Shinonome, Kokusai-tenjijo, Tokyo Teleport Station, Fune-no-kagakukan, Telecom Center, Aomi, Ariake Station, Shin-toyosu, Toyosu Station.
Pemanasan global dewasa ini mempengaruhi pemunculan taifun tersebut. Apabila taifun serupa di Filipina itu menghantam Tokyo maka sekitar 7.000 orang diperkirakan meninggal dan puluhan ribu orang terpaksa harus mengungsi.
Kerugian di Tokyo dan sekitarnya bisa mencapai sekitar US$ 7.500 miliar. Untuk membangun kembali dibutuhkan biaya sekitar US$ 12 miliar. Sedangkan daerah Kanagawa seperti Yokohama dan sekitarnya bisa merugi sekitar US$ 432 miliar dan untuk membangun kembali (biaya konstruksi) dibutuhkan sekitar US$ 27 miliar.
Untuk menghadapi taifun dan perembesan air laut bisa mencapai 5 meter masuk ke dalam kota Tokyo, Shibayama menyarankan pembuatan tembok-tembok tinggi di tempat-tempat tertentu yang rawan banjir dan masuknya air laut tersebut dengan tinggi sedikitnya tiga meter. Itu pun juga mungkin masih kurang tinggi, tambahnya.
Daerah Kanto (Tokyo dan sekitarnya) memang dalam waktu dekat diramalkan para ahli akan dihantam gempa buku dan atau taifun yang membahayakan. Tetapi kapan bencana alam ini akan tiba, tidak ada satu ahli Jepang yang bisa memastikan kedatangan bencana tersebut. Membuat simulasi dan prediksi memang bisa, tetapi kepastian ternyata masih sulit diramalkan mereka, demikian ungkap Shibayama pula, "Sulit mengetahui kapan taifun akan datang ke sebuah tempat, meskipun sudah muncul mata taifun sekali pun." (Richard Susilo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News