kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wapres Ma'ruf Amin: Pariwisata Indonesia siap bangkit kembali


Kamis, 16 September 2021 / 14:57 WIB
Wapres Ma'ruf Amin: Pariwisata Indonesia siap bangkit kembali
ILUSTRASI. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, sektor pariwisata Indonesia siap bangkit kembali.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19, yang ditunjukkan dengan penurunan drastis jumlah kunjungan wisatawan. Dalam upaya pemulihan pariwisata tahun 2021, pemerintah Indonesia tetap memberikan prioritas pada aspek kesehatan dan keselamatan masyarakat, antara lain melalui penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19.

“Dalam penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan di masa pandemi ini, pemerintah Indonesia telah menetapkan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability (CHSE). Protokol kesehatan berbasis CHSE menjadi standar penyiapan destinasi wisata,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada Hybrid Event Leaders Summit Asia – Global Tourism Forum (GTF) 2021, di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu  (15/9).

Untuk mewujudkan standar tersebut, lanjut Wapres, diperlukan dukungan seluruh pemangku kepentingan termasuk para wisatawan, baik domestik maupun internasional, untuk berdisiplin secara ketat melaksanakan protokol kesehatan CHSE.

Baca Juga: Sandiaga Uno: Saya berharap Kemenparekraf kerja sama dengan PNM

Di samping itu, menurut Wapres, program vaksinasi juga diharapkan mampu menjadi basis yang kuat menuju pemulihan sektor pariwisata.

Program vaksinasi dilaksanakan dengan sasaran dan skala prioritas yang tepat untuk mencapai herd immunity pada akhir 2021. "Sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, ditargetkan 77% atau sekitar 208 juta dari penduduk Indonesia dapat divaksinasi. Hal ini akan menjadi game changer bagi sektor pariwisata,” kata Ma'ruf.

Ma'ruf juga menuturkan, pemerintah melihat bahwa tren wisata dunia juga diwarnai dengan meningkatnya jumlah destinasi wisata halal di berbagai negara, tidak saja di negara yang berpenduduk mayoritas muslim.

Bagi Indonesia, konsep wisata halal berarti pemenuhan fasilitas layanan halal yang ramah bagi wisatawan muslim (moslem friendly tourism) di destinasi wisata, seperti akomodasi, restoran atau makanan halal, tempat ibadah yang memadai, serta fasilitas layanan halal lainnya.

“Dalam implementasinya, pengembangan wisata halal masih terkendala oleh masih rendahnya literasi masyarakat. Untuk itu, kita semua perlu terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat mengenai konsep wisata halal,” ujar Ma'ruf.

Dalam ajang internasional yang mengangkat tema “Reset, Revive, Refresh Tourism” ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Global Tourism Forum tahun ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukan pada dunia bahwa industri pariwisata Indonesia siap untuk segera bangkit kembali dan berkontribusi dalam pembangunan nasional.

“Pesan penting dari penyelenggaraan acara ini adalah Indonesia percaya diri bahwa pariwisata Indonesia dapat segera terbuka kembali dengan standar keamanan dan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Sandiaga.

Ia juga menyampaikan, dalam level nasional, industri pariwisata Indonesia telah menerapkan kebijakan Indonesia Care yang menjadikan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan sebagai prioritas utama dalam pelayanan dan fasilitas jasa di sektor wisata. 

Sandi menambahkan, sesuai arahan Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur di 5 destinasi wisata super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan bajo, dan Likupang akan siap dalam waktu dekat dengan standar pelayanan Asia, bahkan dunia.

Sebagai informasi, Global Tourism Forum (GTF) merupakan ajang diskusi pembicara yang merupakan para ahli dan pemangku kebijakan terkait pariwisata dari berbagai negara. Tahun ini, GTF diselenggarakan selama 2 hari, yaitu pada 15 dan 16 September 2021, serta melibatkan 49 pembicara internasional, antara lain dari Australia, Kanada, dan Korea Selatan, dan 20 pembicara nasional. 

Selanjutnya: Kasus turun, Menparekraf sebut masa transisi normal terbaru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×