Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
BOGOR. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus melaporkan situasi perkembangan kondisi Papua kepada negara tetangga, yakni Australia.
Dalam kesempatan kunjungan Perdana Menteri Kevin Rudd, SBY menjadikan Papua sebagai salah satu topik penting pembicaraan kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, presiden mengatakan telah memberikan kewenangan yang luas, pendekatan kesejahteraan dan meningkatkan anggaran bagi pembangunan di Papua.
Bahkan, pada pertemuan itu, SBY mempertimbangkan untuk memberikan format otonomi plus bagi Papua, jika itu bisa menjadi jalan yang tepat dan menjadi solusi yang baik bagi Papua.
"Kalau memang ada plusnya, sepanjang Papua masih menjadi bagian dari NKRI, dan untuk kebaikan Papua dan Indonesia, maka format otonomi plus itu dimungkinakn. Meskpun harus mendapat restu dari Parlemen, tapi menurut saya itu bisa menjadi solusi yang baik.
Sejauh ini, klaim SBY, pemerintah berusaha meningkatkan kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan bagi warga Papua.
SBY juga telah menceritakan kepada Kevin bahwa setiap polisi, tentara dan aparat hukum yang melakukan pelanggaran hukum di Papua tetap akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
Bahkan dalam satu tahun terakhir ini, ada banyak korban dari militer dan polisi Indonesia di Papua. Mereka diserang oleh orang-orang yang menyebut diri sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Namun Indonesia tetap melakukan pendekatan menjaga keamanan, dan daerah di Papua. "Intinya, kami akan berbuat seadil-adilnya, sedamai mungkin, pendekatan politik dan kesejahteraan. Oleh Karena itu, saya meminta pengertian Australia sebagai kawan dekat dan partner yang kuat dari Indonesia," ujar SBY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News