kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wabah Covid-19 makin meluas, bagaimana ketahanan fiskal negara?


Kamis, 19 Maret 2020 / 06:52 WIB
Wabah Covid-19 makin meluas, bagaimana ketahanan fiskal negara?
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani (ketiga kiri) bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) dan Ketua OJK Wimboh Santoso (kanan) memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua P


Reporter: Grace Olivia, Yusuf Imam Santoso | Editor: Adinda Ade Mustami

Persiapkan APBNP

Menghadapi asumsi makro  dan kondisi di lapangan yang berubah total, pemerintah akan segera menemui DPR untuk membahas masa depan APBN 2020. Pemerintah ingin membahas perubahan-perubahan terkini yang terjadi di anggaran negara 2020. 

"Kami akan berkomunikasi dengan DPR beserta pimpinannya, juga dengan Badan Anggaran dan Komisi XI. Kami sudah bicara informal tapi belum secara langsung karena kan DPR sedang reses sekarang," kata dia.

Luthfi Ridho Ekonom Indo Premier sepakat jika pemerintah segera mengajukan Rancangan APBN Perubahan 2020. Sebab "Karena situasi perekonomian saat ini memaksa pemerintah melakukan hal tersebut," kata Luthfi  Rabu (18/3).

Baca Juga: Penerimaan pajak tertekan pelemahan harga minyak dan kurs rupiah

Misalnya harga minyak ia prediksi di kisaran US$ 40 per barel. Sebab, perundingan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan Rusia tak ada titik temu.
Sedangkan Peneliti Ekonomi Senior Institute Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi menilai,  usulan perubahan APBN diperlukan karena saat ini, asumsi makro sudah jauh bergeser dari target.

"Tanpa penyesuaian asumsi, potensi kehilangan penerimaan akibat relaksasi pajak bisa membuat defisit membengkak," kata Eric.

Biasanya pasar akan merespon dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi. Jika naik, pemerintah pula yang harus menanggung konsekuensinya: beban utang makin berat. "Ini urgent karena ada wabah Covid-19 dan harga minyak jatuh," tambahnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×