Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 menurunkan posisi uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Mei 2020. Bank Indonesia (BI) mencatat, UYD pada bulan tersebut tercatat Rp 198,6 triliun atau menyusut 6,06% yoy.
"Ini sejalan dengan menurunnya permintaan uang akibat kegiatan ekonomi yang melemah maupun dampak penundaan cuti bersama Idul Fitri akibat Covid-19," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (18/6) via video conference.
Baca Juga: BI pangkas suku bunga, ekonom BCA: Saat ini yang penting efektivitas kebijakan fiskal
Tak hanya itu, Covid-19 juga menyebabkan transaksi nontunai menggunakan ATM, kartu debit, kartu kredit, dan uang elektronik (UE). Pada bulan April 2020, rata-rata transaksi nontunai terkoreksi 18,96% yoy.
Meski begitu, khusus untuk transaksi UE pada April 2020, tercatat tumbuh tinggi 37,35% yoy. Perry bilang, perkembangan ini mengindikasikan menguatnya kebutuhan transaksi ekonomi dan keuangan digital (EKD).
"Termasuk meningkatnya akseptasi masyarakat terhadap digital payment di tengah penurunan aktivitas ekonomi selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," ujarnya.
Ke depan, Perry berjanji untuk terus meningkatkan efektivitas kebijakan sistem pembayaran di era new normal, khususnya untuk mendorong aktivitas ekonomi digital lewat perluasan implementasi QRIS di berbagai sektor.
Baca Juga: BI yakin rupiah ada di kisaran Rp 14.000-Rp 14.600 per dolar AS pada akhir tahun ini
Bank sentral juga mendukung efektivitas berbagai program pemerintah untuk pemulihan ekonomi nasional dengan menggalakkan sistem nontunai, seperti penyaluran bantuan sosial (bansos) nontunai dan Gerakan Bangga Buatan Indonesia lewat ketersediaan infrastruktur sistem pembayaran dan kemudahan menggunakan instrumen pembayaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News