kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus baru G4: Kemenkes waspadai serangan flu babi pada manusia di Indonesia


Kamis, 02 Juli 2020 / 10:43 WIB
Virus baru G4: Kemenkes waspadai serangan flu babi pada manusia di Indonesia
ILUSTRASI. Ilustrasi peternakan babi. KONTAN/Daniel Prabowo/28/04/2009


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pakar kesehatan dunia memperingatkan munculnya virus bernama G4 EA H1N1, yang disingkat G4 dan dikenal sebagai flu babi. Pasalnya, virus ini dikhawatirkan para ilmuwan karena memiliki potensi menjadi pandemi seperti halnya virus corona yang menyebabkan Covid-19. Sebab, virus G4 dikhawatirkan bisa tumbuh dan berkembang pada sel-sel di dalam saluran pernapasan manusia.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mewaspadai kemungkinan serangan flu babi pada manusia dengan terus melakukan surveilans, sehingga mewaspadai berbagai kemungkinan yang terjadi.

"Surveilans kita masih jalan untuk memantau kemungkinan mengenai hal itu. Untuk mendeteksi kemungkinan kasus pada orang atau petugas, pekerja yang bekerja di peternakan (peternakan babi). Itu sebenarnya ranahnya Kementerian Pertanian (Kementan)," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dilansir dari Antara, Kamis (2/7/2020).

Baca Juga: Kementan tegaskan penyakit pada babi di Indonesia bukan flu babi

Laporan dari ilmuwan China menyebutkan bahwa galur atau strain baru virus influenza G4 berpotensi menular dari hewan ke manusia (zoonosis). Kemenkes pun mewaspadai hal itu.
Selain melakukan surveilans, kata Nadia, Kemenkes memiliki tugas dan fungsi menginformasikan kemungkinan penemuan kasus pada orang yang sakit flu pada satu populasi tertentu, misalnya pada pekerja di peternakan babi.

Baca Juga: Dampak flu babi, harga daging babi di China kembali melonjak

"Kemudian oleh Puskesmas bersama Dinas Peternakan sama-sama melakukan kajian epidemiologi kalau di suatu daerah mungkin ada," ujar dia.




TERBARU

[X]
×