Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Respon pengusaha
Dikutip dari Harian Kompas, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Roy Mandey mengatakan, vaksinasi gotong royong itu sulit diakses oleh sektor-sektor yang saat ini masih terdampak Covid-19. Kondisi arus kas perusahaan yang masih macet membuat perusahaan kesulitan membeli vaksin dengan harga Rp 1 juta per orang itu.
Sektor perdagangan termasuk salah satu di antaranya. Pada triwulan I-2021, sektor perdagangan masih turun 1,23%. Sementara itu, jumlah pekerja yang diserap oleh sektor ini mencapai 19,2% dari angkatan kerja.
"Karena vaksinasi gotong royong ini pasar bebas, maka yang paling kuat yang bisa lebih dahulu memvaksin pekerjanya. Usaha kecil dan yang masih terdampak Covid-19 ini bakal kesulitan,” kata Roy.
Baca Juga: Informasi soal vaksin Gotong Royong: Jadwal dan harganya
Untuk memberi dampak pengganda (multiplier effect) pada ekonomi, sektor yang saat ini tumbuh minus karena pandemi seharusnya menjadi prioritas. Demikian pula untuk mendukung kekebalan kelompok (herd immunity).
Sektor yang berhubungan langsung dengan konsumen atau yang lingkungan kerjanya berdesakan seharusnya diprioritaskan. Roy berharap, pemerintah dapat meregulasi mekanisme pelaksanaan vaksinasi gotong royong agar tetap berdasarkan skala prioritas tersebut.
Jika tidak, akan tercipta ketimpangan antarsektor. ”Kalau tidak diatur, market yang bicara. Yang kuat, yang dapat. Yang punya uang, yang bisa memvaksin pekerja,” kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Vaksin Gotong Royong Disuntikkan Akhir Mei, Harganya Rp 1 Juta.
Penulis: Muhammad Idris
Baca Juga: Jelang Idul Fitri, Kemenkes jamin ketersediaan tempat tidur di rumahsakit dan obat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News