Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dodit Ridho Nurrochmat menyarankan supaya rehabilitasi lahan kritis ditinjau kembali. Menurutnya, rehabilitasi dilakukan terhadap lahan yang agak kritis dan dekat dengan masyarakat terlebih dahulu.
Hal ini dikarenakan rehabilitasi di wilayah ini membutuhkan biaya yang paling kecil dan tingkat keberhasilannya tinggi. Ini dianggap efektif dapat menekan biaya, mengingat salah satu kendala untuk merehabilitasi lahan kritis adalah kecilnya dana yang didapat.
“Kalau yang sangat kritis itu bisanya jauh dari mana-mana. Siapa yang mau mengawasi dan merawat? Lahan sangat kritis juga biasanya kering, Jadi kita mau menanam banyak, mengelurkan dana banyak, keberhasilannya rendah,” ujar Dodik, Kamis (5/7).
Tak hanya itu, Dodik pun mengatakan, rehabilitasi lahan yang berada di dekat dengan perkampungan akan memberikan keuntungan kepada masyarakat sekitar. Selain masyarakat bisa dilibatkan dalam rehabilitasi lahan, hasil rehabilitasi itu pun bisa turut dinikmati.
“Jadi, nilai untuk kepentingan masyarakat itu yang harus didahulukan. Jadi rehabilitasi itu bukan yang sangat kritis, kritis dan agak kritis,” ujar Dodik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News