kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya preventif secara kolektif seperti 3M, solusi atasi pandemi


Senin, 21 Juni 2021 / 14:13 WIB
Upaya preventif secara kolektif seperti 3M, solusi atasi pandemi
ILUSTRASI. Warga melintas di depan mural kampenye melawan Covid-19 di Tangerang, Senin (7/9). Perlu upaya kolektif penerapan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan virus corona. KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satgas Penanganan COVID-19 menyatakan, butuh upaya preventif secara kolektif dalam upaya melandaikan kenaikan kasus virus corona baru di Indonesia. 

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, dengan melakukan upaya itu, maka setiap orang punya peranan penting memutus mata rantai penularan virus corona. 

Jika melihat penambahan kasus COVID-19 pada Maret 2020 lalu, hal itu terjadi lantaran belum terbentuk kekompakan masyarakat dalam menjalankan upaya pencegahan. 

Dan saat itu, COVID-19 merupakan penyakit baru dan pengetahuan masyarakat terkait itu masih sangat minim. 

Baca Juga: Kasus harian COVID-19 hampir tembus 10.000, 3M kunci utama putus penularan corona

"Hal ini akhirnya berimbas pada kenaikan kasus positif dan menipisnya kapasitas pelayanan kesehatan," kata Wiku dikutip dari laman Satgas Penanganan COVID-19. 

Merujuk hasil studi Matraj dan Leung (2020), semakin dini intervensi pencegahan, maka semakin berdampak melandainya kurva kasus dan menguatnya kapasitas sistem kesehatan. 

Sebab, upaya pencegahan penyakit menular seperti COVID-19 bersifat multipilikatif. "Makanya, dari setiap satu kasus dicegah, berperan besar menekan meluasnya penularan," tegas Wiku.

Upaya preventif adalah melakukan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) secara disiplin, memasifkan 3T (testing, tracing, and treatment), serta menjauhi kerumunan dan menunda perjalanan tidak mendesak.

Baca Juga: Hasil tes negatif COVID-19 tidak jamin kebal virus, terlebih abai 3M

Kemudian, memasifkan vaksinasi khususnya pada populasi berisiko dan memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan serta sistem kerja tenaga kesehatannya. 

Tapi, upaya pencegahan yang baik harus terus semua pihak lakukan secara konsisten. Sebab, selama pandemi belum berakhir, peluang penularan COVID-19 masih ada.

Untuk itu, kehidupan di masa pandemi tidaklah mudah dan banyak berimbas pada berbagai hal. Dan, ini tidak hanya soal sehat dan sakit, tetapi menyentuh kepentingan lainnya. 

"Tidak ada jalan lain untuk keluar dari pandemi melainkan mampu beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru ini secara berkelanjutan," imbuh Wiku.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Kasus Covid-19 menggila, kenali lagi gejala dan langkah-langkah untuk melindungi diri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×