kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hasil tes negatif COVID-19 tidak jamin kebal virus, terlebih abai 3M


Senin, 31 Mei 2021 / 15:58 WIB
Hasil tes negatif COVID-19 tidak jamin kebal virus, terlebih abai 3M
ILUSTRASI. Petugas medis melakukan tes antigen COVID-19 kepada pengendara yang melintas di Km 34 B Tol Jakarta-Cikampek, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/5/2021). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahukah Anda, hasil pemeriksaan negatif COVID-19 tidak menjamin kebal terhadap virus corona baru. Sebab, kemungkinan Anda terpapar virus masih sangat besar, terlebih jika abai terhadap protokol kesehatan 3M.

Info saja, 3 M adalah memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun.

"Anda tidak aman, tidak kebal, ketika berkerumum Anda masih bisa tertular dari orang lain," kata Kementerian Kesehatan dalam halaman Facebook resminya, Kamis (27/5) pekan lalu.

Sebab, hasil tes negatif hanya menyatakan, sampai hari tes itu Anda belum tertular virus corona. Jadi, hasil tes negatif bukan berarti Anda kebal terhadap COVID-19.

Bisa saja selama di perjalanan atau hari-hari berikutnya, Anda postif COVID-19 tertular dari orang lain.

Baca Juga: Antisipasi lonjakan kasus COVID-19, harus makin gencar lakukan 3T

"Tes swab antigen atau PCR bukan mengukur kekebalan Anda, tetapi untuk mendeteksi, apakah Anda sudah tertular virus corona. Dan, kemampuan tes tersebut sangat bervariasi, sekitar 80-95%," ungkap Kementerian Kesehatan.

Artinya, dari 100 orang yang negatif, kemungkinan 5-20 orang sebenarnya positif tapi tidak terdeteksi oleh tes tersebut. Tanpa disadari, bisa menularkan ke orang-orang di sekitarnya.

Di dalam ruang tertutup, sepeti keretaapi, bus, kapal laut, dan pesawat, ada sekitar 5%-20% yang positif COVID-19 tapi tidak terdeteksi oleh tes tersebut.

"Jika masker melorot, longgar, atau terlalu tipis, maka virus dari 5%-20% orang-orang tersebut, yang sering mengobrol, selama perjalanan lebih dari 1 jam bida menyebar ke orang-orang di sekitarnya karena ruangan tertutup," jelas Kementerian Kesehatan.

Jadi, saat di tempat umum, seperti transportasi maupun di ruangan tertutup, sebaiknya tingkatkan kewaspadaan terhadap penularan COVID-19 dengan tidak melakukan interaksi langsung kepada orang lain.

Pastikan tetap jaga jarak dan jangan melakukan aktivitas yang membuatmu membuka masker di tempat umum. Setelah pulang ke rumah, pastikan segera mandi dan cuci pakaianmu dengan bersih.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Isolasi mandiri jadi kunci memutus penyebaran Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×