CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

ULN April 2020 meningkat, ekonom: Pemerintah perlu cermati risiko DSR yang memburuk


Senin, 15 Juni 2020 / 16:08 WIB
ULN April 2020 meningkat, ekonom: Pemerintah perlu cermati risiko DSR yang memburuk
ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada bulan April 2020 sebesar US$ 400,2 miliar. Posisi ULN ini tumbuh 2,9% secara year-on-year (yoy), atau lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ULN pada bulan Maret 2020 yang sebesar 0,6% yoy.

Adapun ULN sektor publik baik dari pemerintah dan bank sentral tercatat sebesar US$ 192,4 miliar, sedangkan ULN sektor swasta termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar US$ 207,8 miliar.

Sejalan dengan realisasi tersebut, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan, pemerintah perlu mencermati risiko debt to service ratio (DSR) bisa cenderung memburuk.

Baca Juga: Rasio utang luar negeri Indonesia 36,5% terhadap PDB, begini penjelasan BI

"Pada kuartal IV-2019 DSR mencapai 18%, sedangkan di kuartal I-2020 meningkat menjadi 27,6%. Kenaikan DSR menunjukkan kenaikan utang yang meskipun rendah tetapi tidak diimbangi dengan penerimaan valuta asing (valas) misalnya dari aktivitas ekspor. Jadi kemampuan bayar utang luar negeri menurun," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (15/6).

Selain itu, BI mencatat tren perlambatan ULN swasta juga masih terus berlanjut. ULN swasta pada akhir April 2020 tumbuh sebesar 4,2% yoy, masih tumbuh melambat apabila dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan sebelumnya yang sebesar 4,7% yoy.

Menurut Bhima, realisasi ULN swasta yang lebih rendah dari tahun sebelumnya menjadi indikator perusahaan swasta sedang menahan untuk ekspansi. Faktor permintaan ekspor yang anjlok dan belum adanya tanda pemulihan permintaan domestik, akhirnya membuat swasta mengerem utang.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×