kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.589.000   13.000   0,50%
  • USD/IDR 16.772   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Uang Beredar (M2) Tumbuh Melambat pada September 2024 Jadi Rp 9.044 Triliun


Selasa, 22 Oktober 2024 / 12:06 WIB
Uang Beredar (M2) Tumbuh Melambat pada September 2024 Jadi Rp 9.044 Triliun
ILUSTRASI. BI mencatat jumlah uang beredar pada September 2024 mencapai Rp 9.044,9 triliun atau tumbuh 7,2% secara tahunan ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah uang beredar pada September 2024 mencapai Rp 9.044,9 triliun atau tumbuh 7,2% secara tahunan (YoY).

Hanya saja, pertumbuhan ini sedikit melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,3% YoY.

"Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2024 tumbuh stabil," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resminya, Selasa (22/10). 

Baca Juga: Perbankan Kian Hati-Hati Salurkan Kredit UMKM

Denny menyampaikan, perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,9% YoY dan uang kuasi sebesar 5,3% YoY. 

Perkembangan M2 pada September 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus). 

Kemudian, penyaluran kredit pada September 2024 tumbuh sebesar 10,4% YoY, tetap tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,9% YoY. Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 12,3% YoY, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya. 

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 0,3% YoY, setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 1,1% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×