kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Uang Beredar di Masyarakat Naik Jadi Rp 9.026,2 triliun, Ekonom Soroti Hal ini


Senin, 22 Juli 2024 / 14:35 WIB
Uang Beredar di Masyarakat Naik Jadi Rp 9.026,2 triliun, Ekonom Soroti Hal ini
ILUSTRASI. Uang beredar: Teller menghitung uang di Bank Mega, Jakarta, Selasa (12/3/2024). Sejumlah Ekonom memperkirakan potensi kenaikan perputaran uang selama bulan suci Ramadhan tahun ini bisa mencapai 15% yoy. KONTAN/Baihaki/12/03/2024


Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juni 2024 naik 7,8%. Hal ini ditopang oleh solidnya pertumbuhan kredit dan membaiknya aktiva luar negeri. 

Posisi M2 pada Juni 2024 tercatat sebesar Rp 9.026,2 triliun atau naik sebesar 7,8% secara tahunan alias year on year (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,6% yoy.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyoroti pertumbuhan M2 yang meningkat pada Juni 2024 didorong oleh tetap solidnya pertumbuhan kredit dan membaiknya aktiva luar negeri bersih. 

Solidnya pertumbuhan kredit pada Juni 2024 menunjukkan kegiatan atau aktivitas sektor rill tetap terjaga baik sehingga memberikan indikasi bahwa ekonomi Indonesia pada 2Q24 masih akan cukup resilient

Baca Juga: BI Catat Uang Beredar Naik 7,8% Pada Juni 2024

Membaiknya aktiva luar negeri bersih menunjukkan dampak ketidakpastian yang berujung pada risk-off sentiment dan capital outflow sudah mulai berkurang yang berarti stabilitas terjaga dan risk-on meningkat sehingga sektor rill dapat mulai melakukan ekspansi kembali.

"Prospek ke depan, M2 masih dapat berpeluang meningkat sejalan dengan kebijakan makro prudensial akomodatif dalam menjaga likuiditas perbankan sehingga aktivitas kredit dapat tetap solid," kata Josua kepada Kontan, Senin (20/7).

Selain itu, kebijakan fiskal pemerintah yang cenderung ekspansif juga dapat menjaga pertumbuhan terutama dari sisi penyaluran bantuan sosial dan persiapan pemilihan kepala daerah.

"Meski saat ini ketidakpastian masih cukup tinggi, namun indikasi pemotongan suku bunga global cukup terbuka di tahun ini, terutama dari the Fed, yang berarti ada peluang capital inflow karena ada peningkatan risk-on sentiment terutama mendekati akhir tahun ini," jelasnya.

Baca Juga: BI Optimistis Banjir Inflow, Tetapi Ada Risiko Politik AS

Sementara itu, Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalia Situmorang mengatakan uang beredar yang tumbuh itu menggambarkan kondisi perekonomian yang positif.

Meski memang secara teori kan kalau uang beredar naik, maka inflasi akan naik. Namun sejauh ini inflasi di Indonesia tercatat 2 bulan berturut-turut mengalami deflasi.

"Lalu BI bilang kalau uang beredar yang naik ini salah satunya akibat kenaikan penyaluran kredit perbankan untuk segmen korporasi," ucap Hosianna kepada Kontan, Senin (20/7).

Lebih detail juga terlihat kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi tumbuh lebih baik dari bulan Mei 2024. "Ya semoga tercermin nanti rilis produktivitas, manufaktur dan konsumsi tetap di level ekspansi dan optimis," terangnya.

Hosianna memprediksi uang beredar akan cenderung naik karena menjelang pemilihan kepala daerah dan belanja daerah yang juga diramal naik. 

"Belanja pemerintah yang seperti sudah disampaikan Bu Menteri Keuangan kalau defisit APBN 2024 bisa naik ke -2.7% PDB dari target -2.3% PDB," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×