kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Turunkan bunga, BI mulai melonggarkan moneter


Rabu, 18 Februari 2015 / 10:17 WIB
Turunkan bunga, BI mulai melonggarkan moneter
ILUSTRASI. Manfaat buah jaboticaba untuk kesehatan.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Di luar perkiraan para ekonom, Bank Indonesia (BI) mulai memperlonggar kebijakan moneter. Ini karena Bank sentral menurunkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 0,25% menjadi 7,5%, Selasa (17/2). Alasannya, inflasi sudah terkendali dan ekonomi global mulai membaik.

Selain menurunkan BI rate, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kemarin juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 0,25% jadi 5,50%. Adapun Lending Facility tetap 8,00%.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pelonggaran kebijakan moneter karena Januari 2015 tercatat deflasi sebesar 0,24%. Selain itu, lewat keputusan pemerintah mengubah kebijakan energi menyebabkan inflasi tahun ini bakal lebih mudah terkendali. "Target BI inflasi di 4% plus minus 1% bisa tercapai," ujar Agus, Selasa (17/2).

Selain itu, kondisi perekonomian mulai membaik. Di tingkat domestik, pertumbuhan ekonomi mencapai titik terendah pada kuartal III 2014 sebesar 4,92% dan mulai naik pada kuartal selanjutnya sebesar 5,01%.

Dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang mendorong infrastruktur, perekonomian Indonesia semakin membaik. Oleh karena itu butuh dukungan dari industri keuangan.

Namun, BI masih mewaspadai ancaman dari kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed). Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, BI akan terus memantau perkembangan data global. Ada perkiraan, ekonomi negeri Paman Sam itu tumbuh lebih besar dari perkiraan, sehingga kenaikan suku bunga The Fed bisa terjadi lebih cepat.

Mirza menambahkan, meskipun BI rate turun, arus modal keluar atau outflow portofolio tidak akan terjadi. Rupiah juga masih akan terjaga. Bahkan, malah ada perkiraan, dana asing masih akan masuk ke Indonesia. Ini merupakan imbas stimulus moneter dari bank sentral Eropa.

Ekonom Capital Economics Gareth Leather berpendapat, langkah BI menurunkan suku bunga ini di luar ekspektasi. Namun, keputusan ini bisa saja terjadi karena inflasi saat ini sudah melandai. Per Januari 2015, inflasi tahunan sebesar 6,96%.

Ke depan, kata Gareth, inflasi semakin terkendali. Gareth meyakini, BI berpeluang menurunkan lagi suku bunga acuan secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×