kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tunggu pandemi Covid-19 usai, penerapan cukai plastik paling cepat mulai tahun depan


Senin, 22 Juni 2020 / 20:16 WIB
Tunggu pandemi Covid-19 usai, penerapan cukai plastik paling cepat mulai tahun depan
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan lemari pendingin minuman kemasan di salah satu gerai Alfamart di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/2/2020). DPR menyetujui usul Menteri Keuangan untuk mengenakan cukai terhadap produk plastik yang meliputi kantong plastik h


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

Nirwala bilang roadmap cukai plastik yang diminta Komisi XI DPR RI cukup kompleks. Sebab membutuhkan koordinasi lintas kementerian juga industri yang lebih banyak dibanding cukai kantong plastik. 

Yang jelas, pengenaan cukai plastik nantinya bukan dengan peletakan pita cukai, namun pelunasan cukai. Ini persis seperti cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) Golongan A yakni cukai bir. Dari sisi pendapatan negara, Bea Cukai mematok penerimaan dari cukai kantong plastik tahun depan mencapai Rp 100 miliar.

Kendati begitu, Nirwala menyampaikan penerapan cukai kantong plastik dan jenis plastik lainnya bakal mempertimbangkan kondisi ekonomi ke depannya. “Kita juga masih lihat tahun depan seperti apa, sekarang dengan kondisi Covid-19 semua industri humpir shut down, harus lebih hati-hati untuk menentukan kapan diberlakukannya,“ ujar Nirwala.  

Baca Juga: Inilah 2 kebijakan perpajakan tahun 2021

DI sisi lain, Bea Cukai tengah menyiapkan kajian tentang cukai minuman berpemanis dan cukai emisi karbon. Kajian Bea Cukai industri minuman berpemanis yang disasar dengan produksi mencapai 3.746 juta liter per tahun. Sehingga, dengan instrumen fiskal pengendali konsumsi ini diharapkan produksi bisa turun 8,2% dalam satu tahun setelah diterapkan hingga menjadi 3.436 juta liter.  

Dari sisi tarif cukai, otoritas bakal menarik pita cukai yang dibanderol Rp 1.500-Rp 2.500 per liter. Tarif cukai ini juga berdasarkan kandungan gula dan pemanis buatan yang terkandung dalam minuman. 

Dari sisi cukai emisi karbon, rencananya akan dikenakan atas setiap pembelian kendaraan bermotor, atau pengenaan cukai periodik satu tahun sekali layaknya pajak kendaraan bermotor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×