kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Tren Suku Bunga BI Dinilai Kurang Kompetitif Bagi Sebagian Besar Pelaku Usaha


Kamis, 23 Mei 2024 / 17:48 WIB
Tren Suku Bunga BI Dinilai Kurang Kompetitif Bagi Sebagian Besar Pelaku Usaha
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan BI rate di level 6,25%. (Kontan/Lidya Yuniartha)


Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan BI rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 21-22 Mei 2024. Perlu diketahui, pada RDG sebelumnya, BI telah menaikkan BI rate sebesar 25 basis poin (bps) dari 6,00% menjadi 6,25%.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai, tren suku bunga BI saat ini kurang kompetitif atau tidak affordable bagi sebagian besar pelaku usaha. 

Ditambah lagi, dengan kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan mengancam daya beli di dalam negeri, pelaku usaha juga akan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi kredit usaha.

"Kami juga khawatir tingkat suku bunga ini akan semakin memberatkan UMKM (Usaha mikro, kecil, dan menengah) dari akses pendanaan usaha," kata Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani kepada Kontan, Kamis (23/5).

Baca Juga: Strategi Maksimalkan Investasi Saham dan Obligasi di Tengah Kondisi Outflow

Oleh karenanya, Shinta berharap suku bunga bisa diturunkan atau didampingi oleh kebijakan lain agar akses pembiayaan dan affordability beban pembiayaan usaha tetap supportif terhadap ekspansi usaha di Indonesia.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, keputusan mempertahankan BI rate 6,25% ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas.

“Yaitu untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (22/5).

Adapun saat ini BI mematok inflasi tahun 2024 berada di kisaran 2,5% plus minus 1%.

Perry juga memastikan kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×