kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Tren Penurunan Suku Bunga Bank Sentral Tertahan Inflasi Tinggi


Jumat, 08 Maret 2024 / 09:13 WIB
Tren Penurunan Suku Bunga Bank Sentral Tertahan Inflasi Tinggi
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024).Tren Penurunan Suku Bunga Bank Sentral Tertahan Inflasi Tinggi.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan suku bunga global berpotensi tertahan, meskipun tren inflasi mulai mengalami penurunan dari puncaknya pada 2022 hingga 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, saat ini tren inflasi global masih pada tingkat yang lebih tinggi meskipun sudah mengalami penurunan dibandingkan pada masa puncaknya.

"Hal ini menyebabkan tekanan suku bunga global masih relatif tinggi. Ada harapan bahwa suku bunga di negara-negara maju akan mulai menurun, namun harapan ini mungkin akan sedikit direm," kata Menkeu, Kamis (7/3).

Baca Juga: Powell Nyatakan Bakal Turunkan Suku Bunga, Ini Instrumen Investasi Yang Terangkat

Hal tersebut, kata Sri Mulyani, berdasarkan hasil diskusi dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di Brasil pada pekan lalu.

Dalam pertemuan itu disebutkan, bank sentral seperti The Fed maupun Eropa melihat bahwa angka inflasi dan beberapa faktor lainnya masih cukup tinggi.

Maka dari itu, kebijakan suku bunga negara tersebut masih akan menunggu sampai inflasi diyakini benar-benar turun. "Suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang panjang atauĀ higher for longerĀ ini tentu juga menekan inflasi," ungkap dia.

Ia juga menyampaikan, fragmentasi ekonomi menekan kinerja di banyak negara, termasuk di negara-negara maju. Berbagai faktor tersebutlah yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 masih akan lemah atau belum pulih dibandingkan tahun lalu,

Baca Juga: Ini Strategi Tigaraksa Satria (TGKA) untuk Capai Target Pertumbuhan di 2024

"Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Brasil membahas bagaimana isu global ini akan mempengaruhi kinerja perekonomian, tidak hanya negara-negara G20 namun juga dunia," tambah Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×