kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tokoh agama kampanyekan anti-Golput & politik uang


Rabu, 22 Januari 2014 / 17:12 WIB
Tokoh agama kampanyekan anti-Golput & politik uang
ILUSTRASI. Ingin Menjaga Kesehatan Kulit? Konsumsi 5 Makanan Ini Secara Rutin


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menggandeng tokoh-tokoh agama untuk mengampanyekan agar umat menggunakan hak pilihnya dan menolak politik uang pada Pemilu 2014.

"PGI (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia) menyerukan untuk tidak golput. Jangan menyia-nyiakan suara kita," kata Ketua PGI Andreas Anangguru Yewangoe dalam Sarasehan Nasional Menyelamatkan Bangsa dari Politik Transaksional dalam Pemilu 2014, Rabu (22/1/2014), di Jakarta.

Dia menyadari, tidak semua calon anggota legislatif (caleg) dan partai politik (parpol) peserta pemilu baik. Tetapi, katanya, umat harus tetap memilih. "Memilih yang agak buruk di antara yang buruk. Dengan harapan, mereka akan jadi baik. Tentu dengan pendampingan moral," katanya.

Hal yang sama juga disampaikan Sekretaris Pimpinan Pusat Parisada Hindu Dharma Indonesia Nyoman Udayana. Dia bahkan menyatakan akan membentuk relawan-relawan yang membantu mengawasi pelaksanaan pemilu.

"Kami para tokoh agama sepakat untuk membuat pertemuan dan menyosialisasikan ke Indonesia supaya pemilu kita ini sukses," kata Udayana.

Rohaniwan Katolik Benny Susetyo mengatakan, memilih dalam perhelatan demokrasi bukan hanya hak warga negara. Dia mengutarakan, menggunakan hak pilih adalah panggilan bagi setiap umat Katolik yang telah memiliki hak pilih.

"Dengan hak pilih, kita telah mengambil bagian dalam menentukan arah perjalanan bangsa," katanya, membacakan Surat Gembala 2013.

Dia juga meminta umat tidak terjebak dalam politik uang. "Hati-hati dengan sikap ramah dan kebaikan yang ditampilkan caleg hanya ketika berkampanye seperti membantu secara material atau memberi uang," ujar dia. (Deytri Robekka Aritonang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×