kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.293   53,00   0,32%
  • IDX 6.756   -47,06   -0,69%
  • KOMPAS100 997   -8,31   -0,83%
  • LQ45 770   -7,17   -0,92%
  • ISSI 211   -1,03   -0,48%
  • IDX30 399   -2,58   -0,64%
  • IDXHIDIV20 481   -2,83   -0,58%
  • IDX80 112   -1,08   -0,95%
  • IDXV30 118   -0,34   -0,29%
  • IDXQ30 131   -1,02   -0,77%

TNI AU tarik 5 pesawat tempur F-16 dari Australia


Sabtu, 23 November 2013 / 12:30 WIB
TNI AU tarik 5 pesawat tempur F-16 dari Australia
ILUSTRASI. Hipertensi.


Sumber: TribunNews.co | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) menarik lima pesawat tempur F-16 dari pelatihan gabungan Elang Ausindo di Australia.

Hal itu dilakukan sebagai reaksi atas penyadapan pemerintah Australia terhadap telepon sejumlah pejabat Indonesia.

Kelima pesawat itu sudah tiba di Pangkalan Udara Iswahyudi Magetan, Jawa Timur, Jumat (22/11/2013) siang, kata Komandan Wing III Lanud Iswahyudi Magetan, Kolonel Penerbang Minggit Prabowo, Jumat malam.

"Penarikan tersebut sebagai salah satu kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pascapenyadapan intelijen Australia terhadap sejumlah pejabat negara, termasuk Presiden dan Ibu Negara," ujar Minggit.

Elang Ausindo di Australia seharusnya berlangsung hingga 24 November 2013.

Pemerintah Indonesia juga menarik 60 personel TNI-AU yang mengikuti pelatihan gabungan tersebut. Para personel tiba di Lanud Iswahyudi Magetan dengan pesawat Hercules.

Minggit Prabowo menambahkan, pesawat tempur F-16 yang ditarik dari Australia akan dioperasikan untuk tugas pengamanan negara.

"Setelah ini, pesawat akan difokuskan untuk patroli pengamanan negara," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Indonesia dikejutkan oleh tindakan penyadapan intelijen Australia terhadap nomor telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan sejumlah menteri.

Hingga kini, pemerintah Indonesia masih mengusut tindakan tersebut. Presiden Yudhoyono mengirim surat resmi kepada Perdana Menteri Australia untuk meminta penjelasan atas kasus itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×