kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkat Positivity Rate Covid-19 di Indonesia Meningkat, Ini Pendorongnya


Senin, 31 Januari 2022 / 20:32 WIB
Tingkat Positivity Rate Covid-19 di Indonesia Meningkat, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Petugas sedang mengambil sampel calon penumpang di Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (23/12/2021). Tingkat positivity rate Covid-19 di Indonesia meningkat, mencapai 24%. KONTAN/Fransiskus Simbolon.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, tingkat positivity rate di Indonesia sudah mencapai 24%. 

Pendorongnya, menurut Luhut, jumlah orang yang melakukan tes Covid-19 secara harian meningkat cukup signifikan dibanding beberapa waktu lalu. 

"Untuk itu, pemerintah terus mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu takut untuk segera melakukan pemeriksaan tes Antigen maupun PCR apabila merasakan gejala flu dan batuk," katanya, Senin (31/1).

"Hal ini dilakukan semata-mata untuk dapat segera mengetahui kondisi pasien, melakukan perawatan, dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19," imbuh Luhut dalam konferensi pers tentang evaluasi PPKM.

Senada, Siti Nadia Tarmizi, juru bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, menyebutkan, memang benar terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir. 

Baca Juga: Terjadi Akhir Februari, Menkes: Puncak Gelombang Omicron Bisa 3 Kali Lipat dari Delta

Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan peningkatan angka testing dan tracing,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (31/1).

Kenaikan positivity rate, Nadia menjelaskan, menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam testing dan tracing. Per 30 Januari 2022, jumlah orang yang dites adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Ini jauh di atas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru," ungkap dia.

"Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” sebut Nadia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×