kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkat Inklusi Keuangan Perempuan Indonesia Lebih Rendah daripada Laki-Laki


Rabu, 22 Desember 2021 / 15:01 WIB
 Tingkat Inklusi Keuangan Perempuan Indonesia Lebih Rendah daripada Laki-Laki
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, tingkat inklusi keuangan perempuan Indonesia lebih rendah daripada laki-laki.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, indeks inklusi keuangan perempuan Indonesia masih lebih rendah dibandingkan indeks inklusi keuangan laki-laki. 

Ia menyebut, indeks inklusi keuangan perempuan di Indonesia sebesar 75,15%, lebih kecil dari indeks inklusi keuangan laki-laki Indonesia yang sebesar 77,24%.

"Dengan demikian, jumlah perempuan yang mengakses atau menggunakan produk layanan jasa keuangan seperti perbankan, asuransi, investasi, teknologi finansial, dan lain-lain masih lebih rendah daripada laki-laki," terang Sri Mulyani, Rabu (22/12), via video conference.

Meski begitu, indeks inklusi keuangan perempuan di Indonesia masih lebih tinggi daripada indeks inklusi keuangan perempuan di dunia yang menurut data Bank dunia pada tahun 2017 sebesar 65%. 

Baca Juga: Sri Mulyani: Butuh Waktu Hampir Seabad untuk Menutup Ketidaksetaraan Gender

Pemerintah kemudian tergerak meningkatkan inklusi keuangan perempuan untuk menciptakan kesempatan yang sama bagi perempuan dalam bidang keuangan. 

Dalam hal ini, pemerintah sudah mendukung perempuan dengan berbagai program, seperti program PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar yang memberi dana dengan suku bunga sangat murah. Dari 10,8 juta peminjam, ia menyebut mayoritasnya adalah perempuan. 

Selain itu, ada program pembiayaan ultra mikro (UMI) sebesar Rp 10 triliun untuk 5,8 juta orang dan mayoritasnya adalah perempuan. Ada juga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp 238 triliun diberikan pada 5,8 juta pengusaha termasuk perempuan. 

Pemerintah juga mendorong perempuan untuk menjadi pengusaha yang diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Baca Juga: Sri Mulyani: Negara yang Dipimpin Perempuan Kondisinya Lebih Baik Saat Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×