kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tiga Pilar (AISA) akhirnya berstatus PKPU


Jumat, 14 September 2018 / 06:00 WIB
Tiga Pilar (AISA) akhirnya berstatus PKPU


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Drama tagih menagih utang kepada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) memasuki babak baru. Dari sekian permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ke perseroan, permohonan terakhir dari dua anak Sinarmas dikabulkan. Kini, Tiga Pilar harus merestrukturisasi utang-utangnya.

"Mengabulkan permohonan PKPU dari pemohon, dan memberikan waktu PKPU sementara selama 43 hari," kata Ketua Majelis Hakim Bambang Edhy Supriyanto saat membacakan amar putusannya, Kamis (13/9) di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Perkara yang dikabulkan ini beradal dari permohonan PT Sinarmas Asset Management, dan PT Asuransi Simas Jiwa. Perkara terdaftar dengan nomor 121/Pdt.Sus-PKPU/2018/PN Jkt.Pst pada 14 Agustus lalu.

Mereka menagih dua surat utang yang diterbitkan Tiga Pilar: Obligasi TPS Food I/2013, dan Sukuk Ijarah TPS Food I/2013. Sinarmas Asset punya tagihan senilai Rp 22,17 miliar, sementara Simas Jiwa menagih Rp 17,51 miliar.

Sebelum membacakan putusan ini, Majelis Hakim juga telah memberikan putusan atas permohonan PKPU yang diajukan Soeharso ke Tiga Pilar. Namun, permohonan Soeharso ditolak, sebab Hakim Bambang menilai Tiga Pilar masih mampu membayar utang ke Sooharso, sehingga tak dibutuhkan restrukturisasi.

Permohonan Soeharso didaftarkan bersamaan dengan permohonan dua Sinarmas tadi. Sementara nomor perkaranya adalah terdaftar dengan nomor 121/Pdt.Sus-PKPU/2018/PN Jkt.Pst.

Nilai yang ditagih Soeharso dalam permohonan memang relatif kecil, Rp 55,7 juta, dan US$ 2.120. Tagihan berasal dari jasa yang disediakannya dalam mengurus merek-merek Tiga Pilar.

Sebelum dua permohonan ini, Kontan.co.id mencatat setidaknya ada dua kali permohonan serupa kepada Tiga Pilar. Kesemuanya berasal dari Sinarmas Group. Dimana tagihan mayoritas pemohon ihwal obligasi dan sukuk ijarah tadi.

Pertama adalah permohonan dari PT Sinarmas Asset Management; dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG. Permohonan didaftarkan keduanya di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 6 Juli 2018 dengan nomor perkara 92/Pdt.Sus-PKPU/2018/PN Jkt.Pst.

Sinarmas Asset menagih utang dari kegagalan Tiga Pilar obligasi dan sukuk ijarahnya senilai Rp 1,02 miliar, sementara Sinarmas MSIG menagih hal serupa senilai Rp 14,12 miliar. Sayangnya, pada 18 Juli 2018 dalam sidang perdana, permohonan ini dicabut oleh dua Sinarmas.

Kedua, di hari yang sama permohonan dicabut, anak Sinarmas lainnya ajukan permohonan. Mereka adalah PT Sinartama Gunita; PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG; dan PT Teknologi Mitra Digital.

Permohonan ini didaftarkan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan nomor perkara 101/Pdt.Sus-PKPU/2018/PN Jkt.Pst.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×