kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tiga perusahaan mau sewa pembangkit


Rabu, 15 April 2015 / 10:06 WIB
Tiga perusahaan mau sewa pembangkit
ILUSTRASI. Promo Guardian Super Hemat Periode 26 Oktober-8 November 2023.


Reporter: Agus Triyono, Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah lewat Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menunjuk tiga perusahaan yang akan menyewa kembali (lease back) pembangkit listrik yang dibangun dalam program  percepatan pembangunan pembangkit listrik bertenaga batubara, energi terbarukan dan gas (fast track program) tahap I. Ketiga perusahaan tersebut adalah badan usaha milik Pemerintah China.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, sebenarnya ada lima perusahaan milik pemerintah China yang potensial menyewa kembali pembangkit listrik ini. Tapi, PLN hanya memilih tiga dari lima perusahaan itu.

Sayangnya, Sudirman tak mau merinci identitas perusahaan  penyewa pembangkit listrik ini. "Selain menyewa kembali, perusahaan China ini akan memperbaikinya," kata Sudirman, Selasa (14/4).

Menurut Sudirman, alasan utama pemerintah untuk menyewakan kembali pembangkit listrik buatan kontraktor China ini lantaran kapasitas produksinya masih rendah. Sehingga, kata dia, lebih baik pemerintah menyewakan kembali pembangkit listrik ini untuk mengurangi beban perawatan. Selain itu, dengan menyewakan pembangkit, pemerintah juga bisa meraup pendapatan sewa.

Tapi, Sudirman bilang dalam perjanjian sewa pembangkit ini, ada ketentuan yang menyatakan bahwa pemerintah bisa mengambil alih lagi pengelolaan pembangkit listrik atau menghentikan sewanya bila perusahaan penyewa telah berhasil memperbaiki dan meningkatkan kapasitas produksi pembangkit listrik hingga 60% - 65%.   

Sebelumnya, Deputi bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dedy S. Priatna bilang pemerintah meminta China menyewa 35 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 10.000 megawatt (MW) yang telah dibangun di Indonesia. Sebab, kendati 90% total proyek ini sudah selesai, kapasitas produksi pembangkit listrik yang dibangun kontraktor China ini hanya 30%-50% saja. Makanya, "Pemerintah minta ke China agar mereka bertanggung jawab ke masalah yang seperti ini," kata Dedy.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno bilang keputusan pemerintah untuk menyewakan pembangkit listrik ke China bisa memberikan banyak keuntungan. Salah satunya bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN). Menurut Rini, kebijakan ini bisa menaikkan kapasitas suplai listrik PLN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×