kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Tiga pertimbangan menaikkan cukai hasil tembakau


Senin, 21 Agustus 2017 / 17:56 WIB
Tiga pertimbangan menaikkan cukai hasil tembakau


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan mengumumkan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada September mendatang untuk memberi kesempatan pada para pelaku usaha untuk menyesuaikan dengan tarif yang akan berlaku pada tahun depan ini.

“Secara reguler akan ada kebijakan perubahan tarif rokok yang didasarkan beberapa faktor. Kita akan keluarkan (tarif) rencananya September untuk memberi kesempatan pada para pelaku usaha untuk menyesuaikan dengan tarif yang berlaku," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu, Heru Pambudi di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (21/8)

Menurut Heru, dengan kenaikan cukai ini pemerintah mempertimbangkan tiga faktor utama. Pertama, masukan dari pihak yang pro kesehatan. Pasalnya, tujuan pengenaan atau kenaikan tarif cukai rokok untuk mengendalikan konsumsi rokok.

“Negara kita sepakat menurunkan produksi rokok secara gradual. Ini yang harus kita dengarkan. Tarif cukai menjadi instrumen untuk mengendalikan produksi rokok," ujar dia.

Kedua, pemerintah dalam hal ini juga memperhatikan industri hasil tembakau dari hulu sampai hilir, termasuk petani. Ketiga, pemerintah menentukan besaran tarif cukai rokok berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Adapun tarifnya mempertimbangkan faktor tenaga kerja dari masing-masing tingkatan industri, mulai dari Sigaret Kretek Tangan (SKT) hingga Sigaret Putih Mesin (SPM).

"Kami rencanakan September (untuk menaikkan tarif) guna memberi kesempatan ke pengusaha untuk disesuaikan," ujar Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×