Reporter: Ferry Hidayat | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Anggota Komisi VI DPR, Rieke Diah Pitaloka menyampaikan tiga alasan, mengapa upah buruh di tahun 2014 harus dinaikkan.
Pertama, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2013 yang mencapai 30%. Sementara upah rata-rata di tahun 2013 hanya terjadi kenaikan sekitar 19%. "Akibatnya, efek domino, kenaikan transportasi, ongkos produksi berujung pada kenaikan harga kebutuhan pokok," kata Rieke di Gedung DPR, Jakarta Rabu (30/10).
Kedua, melemahnya nilai tukar rupiah dan melonjaknya nilai tukar dolar, tidak bisa dipungkiri berdampak pada kenaikan kebutuhan pokok dan pangan lainnya.
“Akibat kebijakan impor pangan yang dibeli mayoritas dengan dolar, harga bahan pangan di dalam negeri pun ikut naik," imbuh politisi dari PDI Perjuangan ini.
Ketiga, Kenaikan harga tarif dasar listrik (TDL) di tahun in sebesar 15% yang dilakukan per tiga bulan 4,3% pada Januari, April, Juni dan Oktober memicu efek domino yang sama dengan kenaikan harga BBM.
Sebelumnya, berbagai organisasi buruh di Indonesia menuntut kenaikan upah hingga 50 persen, kenaikan tersebut dinilai oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tak wajar, karena dikhawatirkan para pengusaha akan menarik investasinya di Indonesia.
Sementara itu, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No.9 Tahun 2013 tentang Kebijakan Penetapan Upah Minimum untuk menyelesaikan tuntutan para buruh ini. Namun, Inpres tersebut dinilai tak adil, karena kenaikan upah hanya berkisar sebesar 10 persen saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News