Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nawal Nely mengatakan, setelah adanya pandemi Covid-19 Kementerian BUMN lebih mengantisipasi strategi perusahaan yang akan dilakukan ke depannya.
"Setelah Covid-19, kami berpikir lagi untuk lebih mengantisipasi urgensi dari fokus utama kami. Kami menahapkan reformasi BUMN kepada tiga tahapan utama," ujar Nely di dalam diskusi virtual, Rabu (29/7).
Pertama resilience and survival, reformasi ini merupakan tujuan utama jangka pendek Kementerian BUMN, atau dalam satu tahun ini BUMN harus bisa bertahan dalam tujuan ini.
Baca Juga: Jokowi akan segera terbitkan Inpres sanksi bagi pelanggaran protokol Covid-19
Beberapa upaya yang dilakukan dalam reformasi ini adalah melindungi BUMN dari dampak negatif Covid-19 dan/atau kondisi keuangan yang lemah, serta melakukan transformasi kesehatan karena ini merupakan sektor yang paling penting dalam mengatasi situasi Covid-19.
Kedua restructure and strengthening core business, tujuan ini termasuk ke dalam tujuan jangka panjang dari Kementerian BUMN. Restrukturisasi artinya, pihak Kementerian BUMN mengembalikan perusahaan BUMN pada masing-masing core competencenya.
Termasuk di dalamnya, merapikan portofolio dengan melakukan konsolidasi, divestasi, simplifikasi BUMN yang tidak sehat.
Baca Juga: Hingga kini, Kementerian BUMN telah rampingkan 35 perusahaan pelat merah
Sementara itu, langkah strengthening dilakukan dengan membentuk klaster-klaster yang saling melengkapi atau dalam sektor yang sama, serta dengan membantu membentuk platform yang bisa digunakan untuk inovasi lebih lanjut untuk spesialisasi sektor.