Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar yang positif menjadi pertimbangan pemerintah menerbitkan surat berharga negara (SBN) berdenominasi valuta asing (valas) alias global bond sebagai bagian dari pembiayaan APBN 2020.
Pemerintah menerbitkan global bond berdenominasi dolar Amerika Serikat (USD) dan Euro sebesar masing-masing US$ 2 miliar dan € 1 miliar.
Sebagai penerbitan SUN valuta asing pertama di tahun 2020, pemerintah menyebut, transaksi penjualan global bond tersebut dilaksanakan dengan memanfaatkan kondisi pasar keuangan yang relatif stabil dan sentimen yang kuat dari investor di awal tahun.
Baca Juga: Global bond perdana di 2020 terbit, simak profil imbal hasilnya
Meski terdapat beberapa sentimen negatif seperti eskalasi ketegangan militer AS-Iran saat ini, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman menilai ini merupakan awal tahun ini merupakan saat yang tepat untuk menerbitkan surat utang global.
“Iya diterbitkan sekarang karena memang kondisi pasar masih bagus,” kata Luky.
DJPPR juga menerangkan, pemerintah berhasil memperoleh kupon terendah sepanjang sejarah di pasar penerbitan SUN dalam mata uang USD dan Euro. Hal ini tengah penguatan suku bunga dan credit spread di AS setelah diumumkannya kesepakatan tahap pertama (phase one) antara AS dan China di bulan Desember.
Baca Juga: Pemerintah terbitkan global bond perdana di 2020 dalam dolar AS dan euro
Adapun berdasarkan data DJPPR yang dihimpun Kontan.co.id, pemerintah berencana menarik utang melalui penerbitan SUN berdenominasi valas sebesar Rp 115,2 triliun sebagai bagian dari pembiayaan APBN 2020.
Sementara, pinjaman luar negeri ditargetkan sebesar Rp 48,35 triliun sehingga target total utang valas pemerintah secara keseluruhan untuk kebutuhan pembiayaan tahun ini sebesar Rp 163,55 triliun.
Baca Juga: Unitlink dan Reksadana, mana yang lebih unggul di tahun 2019?
Adapun seperti tahun sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah memprioritaskan pembiayaan utang dalam bentuk mata uang rupiah yang bersumber dari pasar domestik.
Dalam perencanaan penerbitan SBN tahun ini, pemerintah menetapkan porsi SBN domestik berkisar 82%-86% dari total penerbitan SBN Bruto yang mencapai Rp 735,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News