Reporter: Umi Kulsum | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah tenaga kerja konstruksi di Indonesia masih didominasi oleh lulusan sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA).
Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan, sampai saat ini jumlah tenaga kerja konstruksi mencapai 8,14 juta. Dari jumlah itu, yang memiliki latar belakang pendidikan di bawah SMA sebanyak 5,98 juta.
Sementara, pekerja yang berpendidikan di atas SMA hanya 2,15 juta. Lalu, pekerja yang telah bersertifikat masih terhitung mini baru 5,96% atau sekitar 485.534 orang.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengakui, Indonesia masih menghadapi tantangan terkait kondisi tenaga kerja konstruksi. Imbasnya, jumlah ini juga belum memadai untuk dapat mendukung pembangunan infrastruktur yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Perlu adanya upaya percepatan sertifikati tenaga kerja konstruksi, ini yang sedang kami dorong," kata Syarif di Kementerian PUPR Jakarta, Kamis (25/10).
Apalagi, Syarif bilang guna mendukung keberhasilan suatu pembangunan juga harus diikuti oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Untuk itu pemerintah juga melakukan berbagai upaya dan langkah strategis guna meningkatkan tenaga kerja konstruksi di antaranya melalui metode pelatihan dengan menggandeng banyak stakeholder.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News