Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Badan Pusat Statistik akan mengumumkan inflasi pada hari ini (1/3). Tekanan inflasi selama bulan Februari diperkirakan rendah, bahkan kemungkinan terjadi deflasi. Rendahnya inflasi pada bulan ini disebabkan turunnya harga sejumlah komoditas bahan pangan, seperti cabai, bawang merah dan minyak goreng.
Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN pun memperkirakan rendahnya tekanan inflasi pada Februari 2016 karena penurunan harga pangan yang signifikan. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memprediksi pada Februari 2016 terjadi deflasi 0,11%. Dengan demikian secara year on year inflasi Februari 2016 adalah 3,37%.
Menurut David, penurunan harga terjadi karena faktor siklikal. Siklus laju inflasi pada awal tahun memang cenderung rendah. Apalagi pada bulan Desember 2015 dan Januari 2016 telah terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi. Pada Januari 2016 inflasi tercatat 0,51%, tergolong cukup tinggi untuk ukuran awal tahun.
Walau pada Februari diperkirakan terjadi deflasi, namun bukan berarti tidak ada komoditas yang mengalami kenaikan harga. Menurut David ada kenaikan harga pada sejumlah barang menjelang akhir bulan. "Dampaknya akan terakumulasi Maret nanti," katanya ke KONTAN, Senin (29/2).
Survei harga pekan ketiga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sebelumnya menunjukkan adanya deflasi sebesar 0,13% pada Februari 2016. BI melihat, deflasi terjadi karena pemerintah mampu menjaga gejolak harga pangan.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga melihat adanya deflasi sebesar 0,15% pada Februari ini. Dia memantau, selama Februari 2016, harga daging ayam turun 6,7% dan bawang merah 13,1%. Sedangkan ekonom Standard Chartered Aldian Talo Putra mengatakan, faktor lain yang mendukung deflasi adalah turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) di Januari lalu dan harga tiket pesawat.
Ekonom Bank Internasional Indonesia Juniman mengatakan, walau rendah namun ada beberapa komoditas yang sebetulnya mengalami kenaikan harga, seperti beras, sewa rumah dan produk makanan jadi, sebagai imbas pelemahan rupiah pada 2015. Juniman memperkirakan, pada Februari masih akan terjadi inflasi tipis 0,05%, atau 4,56% (yoy).
Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih memperkirakan terjadi inflasi 0,1%, dan 4,62% (yoy). "Bahan makanan secara total masih naik," katanya. Menurutnya, dampak penurunan tarif dasar listrik (TDL) dan BBM membuat inflasi rendah, namun tidak terlalu besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News