kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Tarif AS Turun Jadi 19%, Dampaknya ke Ekonomi Tak Langsung Terasa


Jumat, 18 Juli 2025 / 19:16 WIB
Tarif AS Turun Jadi 19%, Dampaknya ke Ekonomi Tak Langsung Terasa
ILUSTRASI. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut, keputusan penurunan tarif resiprokal dari 32% menjadi 19% tidak langsung berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Keputusan penurunan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19% tidak akan langsung berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal ini dikarenakan siklus ekspor-impor yang terjadi dalam jangka panjang.

"Ekspor-impor itu siklusnya kan panjang. Gak bisa begitu per 1 Agustus kita tarifnya turun paling rendah, langsung kompetitif, langsung growth kita naik, gak bisa," ungkap salah satu pejabat Kemenko Perekonomian yang enggan disebutkan namanya kepada Kontan, Jumat (17/7).

Kendati begitu, ia menilai, keputusan tersebut sangat strategis bagi eksportir nasional, terutama industri garmen, karena diumumkan pada momentum yang krusial.

Ia mencontohkan industri fashion yang bersifat musiman. Produk seperti pakaian musim semi (spring season) memiliki siklus produksi yang sangat ketat. 

Baca Juga: Trump Pangkas Tarif untuk Indonesia, Ekonom Ingatkan Upaya Tarik Investasi

Untuk memenuhi permintaan pasar di kuartal II-2026, para eksportir sudah harus mendapatkan pesanan dan kontrak sejak pertengahan Juli 2025 ini.

"Makanya kemarin saya ketemu beberapa eksportir garmen kita, mereka berterimakasih sekali dengan Bapak Presiden deal pada saat timing yang tepat," katanya.

Sebelum keputusan ini, para eksportir nasional menghadapi ketidakpastian karena belum ada jaminan tarif pasti yang bisa ditawarkan ke mitra dagang di AS. 

Padahal, proses ekspor produk fashion membutuhkan waktu panjang, yakni mulai dari impor bahan baku, produksi, hingga pengiriman.

"Jadi kemarin timingnya tepat sekali mereka jujur ngomong pas banget nih presiden deal dengan Trump pada saat mereka harus deg-degan nunggu order dia hilang gak? akhirnya kan ada kepastian bahkan lebih rendah," jelasnya.

Selanjutnya: Astra Property Perkuat Posisi sebagai Pengembang Berkelanjutan lewat CTBUH 2025

Menarik Dibaca: Cadbury Dairy Milk Gandeng Enhypen Rilis Cokelat Susu Klasik dengan Resep Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×