Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan ekspor non migas pada tahun ini dapat tumbuh 2,5% hingga 4,5%.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan pada 2024, pemerintah akan fokus membidik pasar non tradisional mengingat beberapa negara tujuan ekspor utama seperti Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) tengah mengalami perlambatan ekonomi.
"Kalau Tiongkok turun kita akan mengembangkan pasar baru yang non tradisional," kata Zulhas dalam Laporan Kinerja Perdagangan 2023 dan Outlook Perdagangan 2024 di Kemendag, Kamis (4/1).
Baca Juga: Menko Airlangga: Inflasi Indonesia di 2023 Tetap Terkendali Meski Dibayangi El Nino
Beberapa negara non tradisional yang dibidik di antaranya seperti India, Pakistan, Bangladesh, Afrika Selatan, Nigeria, Meksiko.
Zulhas menjelaskan bahwa kinerja ekspor ke Pakistan cukup baik dimana pada tahun lalu surplusnya mencapai US$ 3 miliar. Selain itu, Bangladesh juga surplus mencapai US$ 2 miliar.
"Potensi pasar ASEAN juga sangat besar seperti Malaysia, Thailand dan Filipina, jadi kita cari pasar baru selain juga membuat produk-produk kita memiliki nilai tambah seperti hilirisasi," jelas Zulhas.
Adapun komoditas non migas yang jadi andalan ekspor tetap sama pada tahun sebelumnya yaitu minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), batu bara, nikel, produk manufaktur dan produk hasil hutan.
Baca Juga: Gapmmi Klaim Pasokan Gula Rafinasi untuk Industri Mamin Aman pada 2024
Sebelumnya, Zulhas melaporkan, kinerja ekspor non migas pada periode Januari-November 2023 mencapai nonmigas mencapai US$ 221,96 miliar.
Kinerja ekspor non migas terbesar di antaranya adalah bahan bakar mineral sebesar US$ 39,70 miliar, lemak dan minyak hewani nabati sebesar US$ 26,45 miliar, besi dan baja US$ 24,42 miliar, mesin dan peralatan elektronik sebesar US$ 13,26 miliar sebenarnya kendaraan dan lainnya sebesar US$ 10,32 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News