Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Lembaga riset ekonomi kawasan ASEAN+3, AMRO (ASEAN+3 Macroeconomic Research Office), mengeluarkan peringatan mengenai potensi meningkatnya rasio utang pemerintah Indonesia hingga 42% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam jangka menengah.
Proyeksi ini disampaikan di tengah target resmi pemerintah yang ingin menjaga utang tetap di bawah 40% dari PDB.
Dalam laporan terbarunya, AMRO menyatakan bahwa meskipun pemerintah telah merancang strategi fiskal untuk menurunkan defisit dari 2,5% PDB pada 2025 menjadi 2,1–2,3% pada 2029, perhitungan ini belum memasukkan kebijakan-kebijakan baru yang diperkenalkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Staf AMRO memperkirakan bahwa utang pemerintah dalam jangka menengah dapat mencapai 42% PDB," tulis AMRO dalam laporannya, dikutip Senin (23/6).
Baca Juga: Bank Dunia Ramal Rasio Utang RI Naik Jadi 40,1% dari PDB, Defisit APBN Bisa Bengkak
Penyebab utamanya adalah meningkatnya defisit primer serta biaya pinjaman (borrowing cost) yang lebih tinggi, meskipun perekonomian Indonesia diperkirakan tetap tumbuh kuat.
Pemerintah saat ini tengah mengandalkan reformasi administrasi penerimaan negara, termasuk melalui implementasi Core Tax Administration System (CTAS), guna meningkatkan rasio pendapatan negara ke 12,7% hingga 13,7% PDB pada 2029.
Namun, dengan munculnya program-program baru yang membutuhkan alokasi anggaran besar, seperti makan siang gratis, ketahanan pangan, dan peningkatan pertahanan, konsolidasi fiskal bisa menjadi semakin menantang.
Selanjutnya: Cum Date Hari Ini (23/6), Yield Dividen Saham Ini 6x Bunga Deposito BCA
Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan 23-29 Juni 2025, Kanzler Diskon Rp 15.400!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News