Reporter: Indra Khairuman | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% serta penghapusan kemiskinan ekstrem hingga 0% pada tahun 2029 dianggap sangat ambisius. Sebab, upaya untuk mencapainya menghadapi beberapa tantangan yang cukup signifikan.
M Rizal Taufikurahman, Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan, secara teoritis, target pertumbuhan ekonomi 8% dan juga kemiskinan ekstrem 0% di 2029 adalah sebuah target ambisius. Menurutnya, untuk mencapai target tersebut sangatlah sulit.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama satu dekade terakhir relatif stagnan di kisaran 5%,” ujar Rizal kepada Kontan.co.id, Kamis (12/6).
Baca Juga: Luhut Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 9% pada Tahun 2029
Apalagi, pada kuartal I-2025 lalu, pertumbuhan ekonomi tercatat hanya 4,87% year on year (YoY), yang menunjukkan bahwa daya dorong untuk percepatannya masih lemah.
Rizal juga mencatat angka kemiskinan eksrem telah menurun signifikan dari 2,14% di tahun 2020 menjadi 0,83% pada September 2024 menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Tapi, ia mengingatkan tren penurunan ini mulai melambat.
“Kemiskinan ekstrem cenderung lebih sulit ditekan ketika sudah berada di bawah 1%,” kata Rizal.
Hal ini di dipicu oleh kondisi kelompok tersebut yang menghadapi masalah kompleks dan multidimensi. Seperti keterbatasan akses pada pendidikan, layanan kesehatan, air bersih, serta peluang kerja.
Rizal mengatakan, untuk mencapai target yang telah ditetapkan tersebut, perlu intervensi yang sangat presisi dan tepat pada sasaran. Ia memberikan saran agar pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan pendekatan yang menekankan produktivitas dan juga pemerataan.
“Sektor-sektor yang berkontribusi besar terhadap PDB harus mengalami transformasi,” tegas Rizal.
Rizal juga mengingatkan pentingnya revitalisasi pada sektor pertanian dan manufaktur, serta memberikan dukungan terhadap sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Diproyeksi Melemah, Ini Pemicunya
Lebih lanjut, Rizal menekankan, untuk mewujudkan target ambisuis tersebut, pemerintah harus melakukan perombakan pada tiga aspek utama, yaitu kelembagaan, tata Kelola, dan penguatan pada daya saing domestik.
“Kelembagaan fiskal dan birokrasi harus lebih adaptif dan akuntabel,” ucap Rizal.
Selain itu, perlu koordinasi antara pusat dan daerah dalam pelaksanaan program strategis serta menjaga stabilitas harga pangan dan energi untuk membantu mengurangi dampak inflasi pada kemiskinan.
Selanjutnya: Herbalife Run 2025 Digelar, Targetkan 5.000 Peserta
Menarik Dibaca: Perkuat Layanan BNPL, Indodana Finance Gandeng BCA untuk Pendanaan Jumbo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News