kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Target Pendapatan Negara Dinaiikan Jadi Rp 3.153,6 Triliun dalam RAPBN 2026


Minggu, 07 September 2025 / 11:19 WIB
Target Pendapatan Negara Dinaiikan Jadi Rp 3.153,6 Triliun dalam RAPBN 2026
ILUSTRASI. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis) Pemerintah dan DPR RI menyepakati target pendapatan negara meningkat menjadi Rp 3.153,6 triliun dalam postur sementara RAPBN 2026.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada menyepakati target pendapatan negara meningkat Rp 5,9 triliun menjadi Rp 3.153,6 triliun dalam postur sementara Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Kesepatakan tersebut tertuang dalam rapat kerja pada Kamis, (4/9/2025).

Kenaikan pendapatan negara ini berasal dari komponen kepabeanan dan cukai yang mengalami kenaikan Rp 1,7 triliun. Sementara target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) khususnya dari Kementerian dan Lembaga (K/L) naik Rp 4,2 triliun.

“Dengan demikian, total target penerimaan kepabeanan dan cukai untuk tahun 2026 naik menjadi Rp 336 triliun, sedangkan total PNBP naik menjadi Rp 459,2 triliun,” mengutip keterangan tertulis, Kamis (4/9/2025).

Sementara itu, penerimaan pajak sebesar Rp 2.357,7 triliun, atau meningkat 13,5% dibandingkan outlook penerimaan pajak tahun ini.

Baca Juga: Ini Rincian Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam RAPBN 2026, Target Pendapatan Naik

Dalam rapat kerja tersebut, ketua Banggar Said Abdullah menyampaikan, peningkatan target pendapatan negara sebesar Rp 5,9 triliun tersebut akan dimanfaatkan untuk cadangan belanja negara Rp 5,2 triliun dan cadangan anggaran pendidikan Rp 0,7 triliun.

Ia menjabarkan, kriteria pemanfaatan belanja tersebut adalah sesuai dengan prioritas Presiden, fungsi utama yang belum dialokasi, dan berdampak terhadap perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, Pemerintah dan Banggar DPR juga menyepakati Asumsi Dasar Ekonomi Makro dengan Pertumbuhan Ekonomi yang diproyeksikan sebesar 5,4%.

Selanjutnya,  inflasi ditargetkan pada 2,5%, nilai tukar rupiah diasumsikan sebesar Rp 16.500 per Dolar AS, suku bunga surat berharga (SBN) 10 tahun 6,9%, harga minyak mentah Indonesia sebesar 70,0 Dolar AS per barel.

Kemudian, lifting migas 1.594 ribu barel/hari, lifting minyak bumi 610 ribu barel/hari, dan lifting gas bumi 984 ribu barel setara minyak/hari.

Kesepakatan juga mencakup sasaran pembangunan dengan tingkat pengangguran terbuka ditargetkan berada di kisaran 4,44% hingga 4,96%. Angka kemiskinan ditargetkan 6,5% hingga 7,5%, angka kemiskinan ekstrem disepakati antara 0% hingga 0,5%.

Rasio Gini berada di rentang 0,377 hingga 0,380, Indeks Modal Manusia pada level 0,57, Indeks Kesejahteraan Petani pada level 0,7731, Proporsi Penciptaan Lapangan Kerja 37,95%, serta Pendapatan Nasional per Kapita (GNI) ditargetkan mencapai 5.520 Dolar AS.

Baca Juga: Jadwal Final US Open 2025: Duel Sinner vs Alcaraz!

Selanjutnya: Ini Rincian Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam RAPBN 2026, Target Pendapatan Naik

Menarik Dibaca: Simak 8 Inspirasi Desain Intim dari Serial Netflix How to Build a Sex Room

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×