CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Tanpa intervensi, puncak kasus Covid-19 diprediksi Juli, kematian bisa 2.000 per hari


Selasa, 29 Juni 2021 / 14:56 WIB
Tanpa intervensi, puncak kasus Covid-19 diprediksi Juli, kematian bisa 2.000 per hari
ILUSTRASI. Petugas pemakaman menggotong jenazah pasien covid-19 yang akan dimakamkan di TPU Jombang, Tangerang Selatan, Senin (28/6).


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman menghitung perkiraan situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air. Dicky menyampaikan, dengan kebijakan penanganan Covid-19 seperti saat ini, Indonesia akan mengalami puncak kasus di akhir bulan Juli.

Dia menyebutkan, jumlah orang yang terpapar Covid-19 bisa mencapai 200.000 orang per hari. Kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 bisa mencapai angka 2.000 per hari.

"Perhitungan yang terakhir saya lakukan, kita dengan skenario saat ini, kita akan pada puncak akhir Juli itu," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/6). "Angka kematian bisa 2.000-an per hari dan dengan kasus infeksi udah di atas 200.000 per hari, dan udah kolaps ya," ujar dia.

Menurut Dicky, puncak dari kasus Covid-19 dapat berlangsung sekitar dua hingga tiga minggu. Di memperkirakan, kasus Covid-19 di Tanah Air baru akan menurun di awal bulan Oktober nanti.

Baca Juga: Kota-kota di Australia mulai melakukan penguncian akibat lonjakan varian Delta

Meskipun kasus lonjakan Covid-19 diperkirakan akan melandai dalam beberapa bulan, proses tersebut akan sangat banyak memakan korban. "Dan itu berlangsung bisa dua, tiga minggu dan kita baru berakhir di, melandainya di September loh, mungkin awal Oktober mulai agak landai," ucap dia.

Oleh karena itu, Dicky menilai tidak ada jalan lain selain menerapkan kebijakan lockdown di Pulau Jawa. Penerapan lockdown, menurut dia, tetap harus diikuti dengan pelaksanaan 3T (tracing, testing, treatment) dan vaksinasi yang massif.

Baca Juga: Ekonom Celios: PPKM darurat nanggung, sebaiknya lockdown saja

"Sebanyak 500.000 minimal testing dan juga vaksinasi yang sudah harus dilakukan pada hampir semua kelompok, termasuk ibu hamil ya. Jangan lupakan lansia dan komorbid dan juga anaknya 12-17 tahun," ucap Dicky.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tanpa Intervensi, Puncak Kasus Covid-19 Diprediksi Juli, Kematian Bisa Capai 2.000-an Per Hari.
Penulis: Rahel Narda Chaterine
Editor: Bayu Galih

 Baca Juga: Klinik di daerah akan terima obat-obatan untuk pasien Covid-19 yang isolasi mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×