Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bakal mengenakan tarif PPN 12% pada barang dan jasa yang dikategorikan mewah dan dikonsumsi masyarakat mampu. Hal itu dinilai juga akan memukul daya konsumsi masyarakat kelas atas.
Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri mencermati hingga saat ini yang turut berperan besar menggerakkan roda konsumsi masyarakat adalah kalangan menengah ke atas. Namun pemerintah justru menganggap masyarakat kelas menengah ke atas tidak berkontribusi besar dalam menggerakkan konsumsi, sehingga berwacana PPN 12% hanya dikenakan untuk barang mewah.
"Padahal kelas menengah atas ini yang juga mendorong perekonomian, kalau itu juga dipukul dengan PPN 12% maka semua akan menghentikan konsumsinya," Ungkap Yose alam acara B-Talk KompasTV, Selasa (24/12).
Yose mengatakan barang dan jasa yang disasar pemerintah seperti beras premium, daging premium, jasa Kesehatan premium dan lainnya selama ini tidak dikenakan PPN. Artinya, jika tahun 2025 mendatang barang dan jasa tersebut akan langsung mengalami lonjakan PPN 12% bukan hanya 1%.
Baca Juga: Jelang Pemberlakuan, Petisi Penolakan PPN 12% Sudah Diteken 194.000 Orang
"Itu jelas menghantam sekali konsumsi kelas menengah atas," ujarnya.
Sehingga menurut Yose, masyarakat kelas menengah ke atas juga akan semakin meredam konsumsi khususnya untuk kebutuhan tersier. Hal itu justru akan berdampak besar pada pereknomian Indonesia, karena Yose mencatat dari 40%-60% konsumsi masyarakat, kalangan kelas atas berkontribusi sebesar 20%.
"Kalau mereka mengurangi ini semua akan terkena imbasnya, seperti restoran dan tempat wisata di berbagai daerah akan sangat terdampak," ucapnya.
Adapun pemerintah telah mengumumkan tarif Pajak pertambahan Nilai (PPN) 12% tetap berlaku pada 1 Januari 2025. PPN 12% berlaku untuk barang tertentu, seperti barang mewah yang sebelumnya dibebaskan PPN.
Selain itu penyesuaian tarif PPN akan dikenakan bagi barang dan jasa yang dikategorikan mewah dan dikonsumsi masyarakat mampu. Barang-barang tersebut di antaranya, kelompok makanan berharga premium, layanan rumah sakit kelas VIP, dan pendidikan yang berstandar internasional yang berbayar mahal.
Baca Juga: Waktu Panen Raya Beras Bergeser, Zulhas Usulkan Besaran Harga Gabah ke Prabowo
Selanjutnya: Tips Memilih Kertas yang Tepat untuk Berbagai Jenis Dokumen
Menarik Dibaca: Antisipasi Hujan di Jogja Mulai Sore, Intip Prakiraan Cuaca Besok Wilayah DIY
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News